Jelang Akhir Tahun Perceraian di Sidoarjo Meningkat, Didominasi Faktor Ekonomi

Jelang Akhir Tahun Perceraian di Sidoarjo Meningkat, Didominasi Faktor Ekonomi

Suparno - detikNews
Kamis, 28 Nov 2019 07:14 WIB
Foto: Suparno

Sementara tahun 2018, angka perceraian di Kabupaten Sidoarjo terus meningkat. Pengadilan Agama menerima 5.257 perkara ditambah sisa perkara yang belum diselesaikan tahun 2017 sebanyak 807 perkara, total ada 6.064 perkara. Sedangkan di tahun 2019, perkara yang masuk 5.269 ditambah sisa tahun 2018 sebanyak 813 perkara total keseluruhan 6.082 perkara.

"Prosentase yang mengajukan cerai, cerai gugat istri sebanyak 71 persen. Sedangkan cerai talak dari suami sekitar 29 persen," terangnya.


Akramudin mengakui lebih banyak istri yang mengajukan perceraian. Rata-rata mereka di usia 20 hingga 40 tahun. Tinggi angka perceraian di Sidoarjo itu banyak faktor yang mendasari. Faktor yang paling tinggi penyebab perceraian yakni ekonomi. Selain itu ada faktor KDRT, perselingkuhan, dan masalah narkoba.

"Kami juga mengupayakan agar kedua belah pihak untuk rujuk kembali. Sepanjang kedua belah pihak hadir, maka wajib dimediasi. Meski mediasi tidak berhasil tapi hakim, dalam setiap persidangan menasehati kedua belah pihak agar rukun kembali. Meski prosentasi mediasi yang berhasil masih kecil antara 2 hingga 3 persen," tandas Akramudin.

(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.