"Alhamdulillah e-voting di 18 desa lancar. Sejauh ini saya tanya panitia, kemudian saya juga menyaksikan sendiri. Wajar ada kesalahan sedikit, misalkan terjadi pada lansia," terang Bupati Magetan Suprawoto saat berkunjung ke lokasi e-voting di Desa Mantren, Kecamatan Karangrejo, Rabu (27/11/2019).
Baik secara e-voting maupun manual, kata Suprawoto, memang sudah wajar terjadi kesalahpahaman pada pemilih lansia. Suksesnya pilkades juga tidak lepas dari peran polisi dan TNI dalam pengamanan mulai menjelang pilkades hingga saat pelantikan nanti.
"Pakai manual pun, pakai e-voting pun, kalau orang tua, tetap dituntun. Bahwa dengan adanya e-voting ini, KTP yang rusak tinggal memasukkan nomor NIK. Saya sebagai Bupati Magetan, sekarang ini sudah mengharuskan program apa pun datanya harus dengan NIK. Termasuk baksos, termasuk PKH, termasuk BPJS dasarnya NIK, sehingga nanti tidak ada kekeliruan," ujarnya.
Tonton juga Pasutri di Banyuwangi Bersaing di Pilkades :
Suprawoto menuturkan, dari 18 desa yang melaksanakan pilkades serentak dengan e-voting, terdapat sekitar 3.000 pemilih dalam kategori lanjut usia (lansia). Sosialisasi telah dilakukan sebelumnya untuk kelancaran sistem demokrasi secara modern itu.
Pelaksanaan pilkades secara e-voting disambut sukacita oleh warga karena dinilai praktis dan menyingkat waktu. "Bisa tadi saya e-voting, mudah, tinggal tombol saja," ujar salah satu pemilih, Siti Romlah (70).
Dalam pelaksanaan pilkades serentak ini, Polres Magetan telah mengerahkan 3.000 lebih personel untuk melakukan pengamanan. Mereka terdiri atas Polri, TNI, serta Linmas di seluruh wilayah.
"Untuk pengaman, sesuai saat gelar pasukan waktu itu, ada 3.000 lebih, baik Polri, TNI, dan Linmas. Untuk Polri ditambah backup dari Polres Madiun Kota dan Kabupaten serta Ngawi. Alhamdulillah berjalan lancar," ujar Kapolres Magetan AKBP Muhammad Riffai.
Halaman 2 dari 2











































