Ia kemudian menyampaikan mengenai kebutuhan skill yang dibutuhkan oleh industri di masa depan dan era 4.0. Sebagai contoh complex problem solving skill, kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan internal.
"Di era industri 4.0 ada hal yang sangat dibutuhkan yaitu penguatan penguasaan bagaimana budaya itu bisa bagian perekat. Complex problem solving skill di industri masa depan. Ternyata kebutuhan paling tinggi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui dalam dunia nyata," urainya.
"Budaya dan kewargaan jangan dianggap enteng. Indonesia ini beragam. Maka peran guru sebagai perekat budaya bangsa menjadi signifikan," lanjutnya.
Dalam peringatan itu, Khofifah juga menerima penghargaan dari PGRI. Penghargaan itu diberikan sebagai apresiasi atas kepeduliannya terhadap peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Jatim.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi menyebut Jatim merupakan provinsi yang sangat responsif terhadap literasi. Hal itu ditunjukkan antara guru dan murid melalui smart learning center PGRI.
"Smart learning center itu sebenarnya yang paling merespons adalah Jatim. Jadi kita itu menyiapkan 12 course mata training untuk menghadapi era digital termasuk literasi digital, literasi dasar, e-learning, blended learning. Kita mau mengkontekstualisasikan di luar lingkungan kepada guru. Guru sering menciptakan praktik-praktik terbaik di sekitarnya," pungkas Unifah.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini