Struktur bangunan kuno itu berada di Dusun Sumbergayu, Desa/Kecamatan Ngronggot, Nganjuk. Tumpukan bantu bata itu ditemukan awal Oktober lalu di tanah milik Rudi (40).
"Untuk hasil belum dapat dipastikan apakah struktur bata tersebut merupakan bagian dari dinding pagar atau dinding talut. Diduga berupa bangunan saluran air atau talut. Masih dugaan saja. Karena proses ekskavasi masih terus dilanjutkan sampai Jumat besok," terang arkeolog BPCB Jatim yang juga Ketua Tim Ekskavasi Wicaksono Dwi Nugroho saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (21/11/2019).
Menurut Wicaksono, tim sudah menampakkan struktur bata yang terbentang dari arah barat daya ke timur laut. Tumpukan batu bata itu sepanjang 23 meter dengan kedalaman 130 cm. Ukuran batu bata yang tersusun adalah 42 x 24 cm dengan ketebalan 10-12 cm.
"Untuk temuan harus pertama kemarin berupa tumpukan batu bata. Untuk sementara yang tampak sedalam 130 cm. Untuk penataan tumpukan sepanjang 23 meter," imbuhnya.
Berdasarkan ukuran bata yang disusun, pihaknya memperkirakan struktur bangunan tersebut peninggalan pra-Majapahit. Ukuran bata tersebut lebih besar daripada bata yang ditemukan zaman Kerajaan Majapahit.
"Melihat ukuran dimensi bata penyusun, diperkirakan struktur bata di lokasi ini berasal dari masa pra-Majapahit. Sekitar abad ke-10-11 Masehi. Karena ukuran bata penyusun struktur lebih besar dari bata penyusun dari masa Majapahit, yang biasanya berukuran panjang 33 cm, lebar 22 cm, dan ketebalan 5-6 cm," lanjutnya.
Meski begitu, pihaknya belum bisa menyimpulkan secara pasti hal itu. BPCB Jatim harus menunggu data artefak lainnya.
"Namun masih diperlukan temuan dari data artefak lain untuk memastikan hal tersebut," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini