Sekitar 200-an warga Dusun Gedangan, Desa Mojo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menggelar salat istisqo di tanah lapang. Sebab, hampir 9 bulan kawasan lereng Gunung Wilis tidak turun hujan, padahal beberapa daerah sekitar sudah mulai hujan.
Tak hanya salat istisqa, warga juga menggelar kesenian tradisional yakni tiban. Kesenian Tiban ini ritual saling cambuk antara dua orang yang digelar setiap tahun saat kemarau panjang terjadi. Meski terluka dan berdarah, namun warga tampak senang.
Menurut tokoh agama desa setempat, Lukman Hakim selain melestarikan budaya leluhur kegiatan itu sebagai bentuk pengharapan kepada Tuhan agar segera turun hujan. Biasanya setelah salat istisqo dan ritual tiba, hujan akan turun.
"Ini kan wujud warga setempat untuk melestarikan kesenian dan tradisi budaya leluhur, sekaligus kami tadi menggelar doa dan salat istisqa bersama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar segera turun hujan," jelas Lukman, Minggu (17/11/2019).
Senada dengan Lukman, Dedy (24) warga setempat mengaku upaya dan usaha warga ini agar segera turun hujan. Sehingga sawahnya yang kekurangan air bisa teraliri.
"Semoga dengan doa bersama dan tban, hujan segera turun di sekitar Mojo dan Kediri ini," jelas Dedy.
Setidaknya ada 400-an kepala keluarga yang terdampak kekeringan di Dusun Gedangan. Sumber mata air yang selama ini memenuhi kebutuhan warga, mulai mengering akibat kemarau panjang. Bahkan banyak tanaman pertanian yang mati dan petani mengalami gagal panen. (fat/fat)