"Saya mengapresiasi dan memberikan atensi yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Kota Surabaya, Disbudpar, para seniman, para guru pelatih yang mengajar di ekstrakurikuler. Dan para pelatih yang melatih di sanggar-sanggar kesenian yang senantiasa melestarikan kebudayaan Kota Surabaya," kata Ketua Komisi B Khusnul Khotima saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (14/11/2019).
Menurut Khusnul, Festival Ludruk merupakan agenda rutin yang diadakan Disbudpar dalam rangka melestarikan budaya ludruk di Kota Surabaya. Tahun ini, jumlah peserta yang tampil lebih banyak dari tahun sebelumnya.
"Jika tahun sebelumnya hanya diikuti 15 kelompok, maka tahun ini diikuti 17 kelompok," imbuh politikus dari PDI Perjuangan itu.
Bersama Pemkot Surabaya, pihaknya juga turut mempromosikan kesenian ludruk agar digemari generasi milenial. Kemudian harapannya, ludruk juga digemari di mancanegara.
"Yang tampil tidak hanya dari SMP, SMA, SMK saja. Dan ini menjadi bukti bila anak-anak Surabaya sudah mulai mencintai budaya ludruk. Dan berupaya terus-menerus mempromosikan lewat sosial media dan komunitas-komunitas milenial lainnya. Agar semakin banyak mengetahui dan turut melestarikan budaya lokal Surabaya hingga ke mancanegara," lanjut Khusnul.
Dari 17 kelompok yang tampil, selanjutnya dipilih enam kelompok terbaik oleh tim juri. Enam kelompok tersebut menerima sertifikat dan uang pembinaan dari Pemkot Surabaya.
Masing-masing kelompok mendapatkan uang pembinaan dari Disbudpar Surabaya sebesar Rp 3 juta. Yakni Luduruk Candra Budaya 45 (SMPN 45), Ludurk Mekar Budaya (SMPN 28), Ludruk Putra Taman Hirra, Ludruk Sleekor Budaya (SMAN 21), Ludruk Treno Budoyo dan Ludruk Medang Taruna Budaya.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini