Bersama Pemkot Surabaya, pihaknya juga turut mempromosikan kesenian ludruk agar digemari generasi milenial. Kemudian harapannya, ludruk juga digemari di mancanegara.
"Yang tampil tidak hanya dari SMP, SMA, SMK saja. Dan ini menjadi bukti bila anak-anak Surabaya sudah mulai mencintai budaya ludruk. Dan berupaya terus-menerus mempromosikan lewat sosial media dan komunitas-komunitas milenial lainnya. Agar semakin banyak mengetahui dan turut melestarikan budaya lokal Surabaya hingga ke mancanegara," lanjut Khusnul.
Dari 17 kelompok yang tampil, selanjutnya dipilih enam kelompok terbaik oleh tim juri. Enam kelompok tersebut menerima sertifikat dan uang pembinaan dari Pemkot Surabaya.
(sun/bdh)