"Demikian pula sebagian generasi sahabat setelahnya, karena demikian menjadi sangat wajar tradisi menebarkan salam sebagai pesan kedamaian menjadi tradisi universal manusia lintas adat, budaya, dan agama dengan berbagai model cara dan berbagai dinamika zamannya," imbuh Kiai Syafrudin.
Lalu bagaimana jika pejabat membacakan salam lintas agama saat memberi sambutan? Kiai Syafrudin menganjurkan untuk mengucap salam Islam.
Namun, jika salam lintas agama tersebut dibutuhkan dalam menjaga persatuan dan kemaslahatan umat, Kiai Syafrudin menyebut salam lintas agama ini tidak apa-apa untuk diucapkan. Tetapi bukan berarti Salam lintas agama dianjurkan untuk senantiasa diucapkan.
"Pejabat muslim dianjurkan mengucapkan salam dengan kalimat assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh atau diikuti dengan ucapan salam nasional seperti Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua, dan semisalnya. Demikian juga dalam kondisi dan situasi tertentu demi menjaga persatuan bangsa dan menghindari perpecahan pejabat muslim juga diperbolehkan menambahkan salam lintas agama," paparnya.
"PWNU Jawa Timur mengadakan kajian secara fikih dan itulah jawaban kami. Jadi kalau ada maslahat kemudian ada hajat untuk mengucapkan salam lintas agama bagi kami tidak melarang dan tidak menyuruh. Hanya kalau tidak ada hal yang diperlukan sebaiknya tidak usah salam lintas agama tapi kalau ada maslahat, ya silahkan," pungkasnya.
(hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini