Peluru Aktif dan Koin Kuno Ditemukan dari Perahu Baja di Bengawan Solo

Peluru Aktif dan Koin Kuno Ditemukan dari Perahu Baja di Bengawan Solo

Eko Sudjarwo - detikNews
Selasa, 05 Nov 2019 18:43 WIB
Ekskavasi perahu baja di Bengawan Solo (Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan - Proses ekskavasi perahu baja dari dasar Sungai Bengawan Solo masih berlanjut. Tim arkeolog menemukan peluru aktif dan koin kuno yang terkubur bersama perahu baja di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng.

Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan temuan peluru aktif dan koin kuno ini semakin menguatkan asumsi awal. Asumsi tersebut menyebut perahu baja ini merupakan peninggalan masa kolonial.

Peluru aktif dan koin kuno/Peluru aktif dan koin kuno (Eko Sudjarwo/detikcom)


"Peluru yang kami temukan ini adalah peluru aktif yang mungkin digunakan untuk senjata jenis AK-47," kata Wicaksono di sela-sela proses ekskavasi di tepian Bengawan Solo, Selasa (5/11/2019).

Selain peluru, sambung Wicaksono, pihaknya menemukan koin kuno yang berangka tahun 1902 dan 1909. Koin kuno pecahan 2,5 sen tahun 1909 dan pecahan setengah sen tahun 1902.

"Selain berangka tahun, salah satu sisi mata uang juga ada tulisan Netherlands Indies. Ada juga yang bertuliskan huruf Jawa dan huruf Arab Melayu atau huruf pegon," jelasnya.

Wicaksono mengungkapkan temuan menarik lainnya selama proses ekskavasi adalah tentang keberadaan perahu baja. Tim arkeolog menemukan fakta bahwa perahu baja itu merupakan perahu yang bersambungan atau gandeng seperti layaknya kereta api.

Wicaksono memperkirakan perahu baja itu berasal dari masa penjajahan Belanda pada masa Perang Dunia I sampai Perang Dunia II. "Panjang perahu kami perkirakan adalah 3,6 meter dengan lebar 1,5 meter. Dan ada temuan pengait di perahu baja ini," lanjutnya.


Hingga kini proses ekskavasi perahu baja masih terus berlangsung. Tiga perahu yang dilaporkan warga mulai tampak. "Kami targetkan proses ekskavasi akan berlangsung hari ini, sehingga kami bisa melakukan proses selanjutnya, yaitu pengangkatan perahu baja tersebut ke permukaan," terangnya.

Seperti diketahui, proses ekskavasi dimulai dengan membuat bendungan di sekeliling perahu. Kemudian dilanjutkan dengan menguras air dan mengangkat perahu ke daratan.
Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.