Tiga Siswi SMK di Tulungagung Juarai Kompetisi Animasi Nasional

Tiga Siswi SMK di Tulungagung Juarai Kompetisi Animasi Nasional

Adhar Muttaqin - detikNews
Sabtu, 12 Okt 2019 08:37 WIB
Tiga siswi SMK yang juara kompetisi animasi/Foto: Adhar Muttaqin
Tulungagung - Tiga siswi SMK Negeri I Boyolangu Tulungagung menyabet juara pertama dalam kompetisi animasi tingkat nasional. Kompetisi tersebut digelar di Malang.

Tiga animator muda tersebut yakni Atika Kristi Jungsi Ayuningtyas, Isnain Putri Rahmawati dan Tita Ahsana Prameswari. Mereka siswi Kelas XI Jurusan Animasi SMKN I Boyolangu.

Sedangkan karya yang berhasil menyabet juara yakni film animasi dua dimensi berdurasi 2.36 menit. Film tersebut mengangkat cerita pemanfaatan teknologi Virtual Reality (VR) sebagai media pembelajaran.

"Kejuaraan yang kami ikuti ini adalah NIT Competition yang digelar oleh Universitas Negeri Malang (UM). Dalam kompetisi ini kami bersaing dengan animator SMK dan sederajat dari berbagai daerah di Indonesia," kata Atika Kristi saat dikonfirmasi, Sabtu (12/10/2019).

Dalam kompetisi itu, kelompoknya sengaja menggarap film pendek tentang VR. Itu karena dinilai cukup berpotensi untuk dimanfaatkan dalam peningkatan pendidikan dan relevan dengan tema yang diwajibkan panitia. Yakni "Technology Innovation for Great Education".

"Dalam video ini kami menceritakan seorang anak SD yang menggunakan VR untuk menyaksikan peristiwa sejarah serangan 10 November di Surabaya. Beberapa pertimbangan memilih tema itu karena bernilai sejarah dan pendidikan. Kemudian peristiwa penting yang terjadi di Jawa Timur," ujarnya.

Dalam film animasinya, ia ingin mengajak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi dengan tepat sebagai sarana belajar. Yang mampu menambah pengetahuan, kreativitas para siswa.

"Teknologi VR juga lebih sehat, karena tidak hanya sekedar menonton, tapi juga mengajak penontonnya bergerak," imbuhnya.

Animasi tersebut diharap selama 1,5 bulan oleh tiga siswi dengan bimbingan guru animasi. Dari seluruh tahapan produksi, Atika mengaku yang paling sulit adalah menentukan konsep atau cerita yang akan digarap. Sebab alur cerita menjadi salah satu pendukung utama dalam film itu.


Atika menambahkan, dalam proses produksi, pihaknya membagi tugas kepada tiga anggota kelompok. Mulai dari story board, pembuatan ilustrasi, pewarnaan, animasi, pengisian suara hingga merangkai seluruh tahapan menjadi film utuh.

"Alhamdulillah hasilnya kami berhasil meraih juara satu," katanya.

Sementara itu salah seorang guru pembimbing Dhuana Putri mengatakan, ketiga siswinya tersebut cukup gigih dalam mengerjakan materi animasi. Bahkan tak jarang harus lembur.

"Dengan waktu hampir 1,5 bulan, akhirnya mampu menyelesaikan animasi itu," kata Dhuana.

Menurutnya, dalam tahap pengerjaan, para siswa lebih banyak berkonsultasi kepada pembimbing terkait konsep yang filmnya. Sebab dalam kompetisi film animasi bertema, konsep yang diambil harus sesuai dengan temanya.


"Kalau tidak ada temanya lebih mudah, apapun konsepnya bisa diikutkan. Kalau bertema lebih sulit, harus memikirkan konsep dengan matang," ujar Dhuana.

Pihaknya mengaku, sekolah mendorong para siswanya untuk berkreasi dan mengikuti berbagai kompetisi yang digelar oleh berbagai pihak. Baik tingkat regional, nasional hingga internasional.

"Sehingga kemampuan mereka semakin terasah. Anak-anak animasi sudah sering ikut kompetisi lomba dan banyak juga yang juara," pungkasnya.
Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.