Setiap musim kemarau, puluhan ribu jiwa di 21 desa tujuh kecamatan menggantungkan nasib pada pasokan air bersih. Di antaranya Kecamatan Lumbang, Winongan, Pasrepan dan Kejayan di wilayah selatan. Kemudian Kecamatan Lekok dan Grati di wilayah timur. Lalu Kecamatan Gempol di wilayah barat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat rutin mendistribusikan air ke berbagai pelosok wilayah. Bahkan di pengujung kemarau, distribusi air bersih dilakukan hingga malam hari.
Meski demikian, banyak warga yang tak menerima pasokan air secara rutin setiap hari. Seperti Warga Dusun Krajan, Desa Karangjati, Kecamatan Lumbang yang mendapat pasokan air seminggu sekali.
"Seminggu sekali datang. Dapat jatah 3-4 jeriken satu KK. Dua hari saja habis untuk minum dan masak. Kalau habis ya beli Rp 2 ribu satu jeriken. Ada yang keliling jualan," kata Sutina, salah seorang warga Desa Karangjati, Rabu (9/10/2019).
Di beberapa desa lainnya, warga rela menunggu pasokan air bersih hingga larut malam. Di Desa Kedungpengaron, Kecamatan Kejayan, warga bahkan begadang hingga subuh untuk mendapatkan jatah air.
Syaiful Bakri, staf lapangan BPBD Kabupaten Pasuruan mengatakan, pihaknya tak pernah pernah berhenti mendistribusikan air. Namun karena kurangnya mobil tangki, tak semua lokasi mendapat kiriman air setiap hari.
"Setiap desa sebenarnya dapat jatah tiga rit, tapi kita bagi merata untuk semua dusun karena saat ini semuanya membutuhkan air. Karena itu ada yang seminggu baru dapat kiriman," terang Syaiful.
BPBD saat ini hanya memiliki dua mobil tangki. Selain BPBD, mobil tangki milik Dinas Cipta Karya, Dinsos dan PDAM juga dikerahkan. BPBD juga mengajak perusahaan ikut menyalurkan air bersih. Namun tetap tak bisa maksimal karena banyaknya lokasi terdampak krisis air.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan penambahan mobil tangki. Namun sampai saat ini belum disetujui.
"Kami sudah ajukan penambahan, tapi belum turun. Sementara kita optimalkan yang ada. Mengajak perusahaan dan pemerintah desa ikut membantu menyediakan air bersih," terang Bakti beberapa hari sebelumnya.
Kondisi ini sangat ironis karena Kabupaten Pasuruan kaya sumber daya air. Di sebagian wilayah air melimpah, di wilayah lain air tak ada.
Tahun ini terdapat 21 desa di tujuh kecamatan terdampak krisis air bersih. Di 21 desa tersebut terdapat 5.503 Kepala Keluarga (KK) atau 20.968 jiwa.
Halaman 2 dari 3











































