Habibi mengatakan paguyuban sudah berusaha mendatangkan sapi dari daerah lain. Namun kondisinya tak jauh berbeda. Minimnya persediaan sapi potong diperparah dengan banyaknya pembeli dari luar daerah. Sehingga harga semakin tinggi karena banyak permintaan.
"Pedagang daging dari luar daerah seperti Sidoarjo, Surabaya bahkan Jawa Tengah membeli sapi-sapi di Pasuruan. Tadinya kami ingin datangkan dari luar daerah tapi semua juga langkah, malah cari ke Pasuruan," ungkap Habibi.
"Di daerah lain juga sama, langkah. Malah banyak pedagang luar daerah yang beli di Pasuruan," tandasnya.
Berkurangnya pasokan yang diklaim hingga 60% menyebabkan harga sangat mahal sehingga banyak pedagang gulung tikar. Hanya pedagang yang bermodal besar yang bertahan.
"Dari 400 pedagang yang tergabung dalam paguyuban, berkurang 20 persen. Saya nggak menghitung yang nggak tergabung dalam paguyuban," pungkas Habibi.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini