Massa mahasiswa sempat terlibat aksi saling dorong dengan petugas karena niat mahasiswa yang ingin masuk gedung DPRD dicegah oleh polisi.
Dalam demo yang dilakukan di depan kantor DPRD ini, mahasiswa menuntut kedaulatan sejati untuk petani. Petani yang hidup di negara agraris justru terbunuh oleh regulasi pro kapitalis.
Beberapa tuntutan mahasiswa yakni merumuskan peraturan daerah tentang perlindungan Undang-undang dan pemberdayaan petani. Kemudian menghentikan semua perlakuan dalam konteks kriminalisasi terhadap petani.
"Kami datang ke sini mewakili rakyat khususnya para petani, suara petani yang suka menjerit, suara petani yang menjerit karena lahanya dirampas, suara petani yang hak-hak atas pertaniannya semakin menipis, kita datang atas murni panggilan hati nurani. Kami mahasiswa Kediri datang tanpa ditunggangi siapa pun," teriak Bahril Aziz, salah satu orator demo,
Rabu (25/9/2019).
Demonstran yang geram karena tuntutan aksinya tidak segera ditemui Anggota DPRD Kabupaten kediri kemudian mencoba merangsek ke depan mendekat pintu gerbang sehingga dihadang Oleh sejumlah polisi yang dipimpin langsung oleh Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal Saiful Faton.
Dari pantauan detikcom di lokasi, usai insiden saling dorong. Wasis, salah satu anggota DPRD Kabupaten Kediri langsung menemui mahasiswa dan duduk bersama di jalanan untuk saling berdiskusi.
"Kita akan tindak lanjuti, kita sampaikan ke ketua sementara, karena ini alat kelengkapan DPRD belum terbentuk, nanti jika sudah terbentuk kita akan segera tindak lanjuti lebih konkret," ucap Wasis.
Usai ditemui dan dipenuhi tuntutan mahasiswa, mereka langsung membubarkan diri dengan tertib.
Kapolda Metro Ungkap Kronologi Aksi Massa di DPR yang Berujung Ricuh: (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini