Ini Penampakan Petirtaan Suci Majapahit Usai 10 Hari Ekskavasi

Ini Penampakan Petirtaan Suci Majapahit Usai 10 Hari Ekskavasi

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 19 Sep 2019 13:37 WIB
Petirtaan suci peninggalan Majapahit (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Jombang - Selama 10 hari ekskavasi, tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim berhasil menampakkan hampir seluruh bagian petirtaan suci peninggalan Majapahit di Jombang. Situs purbakala ini berbentuk persegi panjang dengan luas 20x17 meter persegi.

Struktur dari bata merah kuno di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, ini sebelumnya terkubur di dasar sendang. Setelah diekskavasi selama 10 hari, seluruh bagian dinding petirtaan telah tampak. Hampir semua bagian situs ini tersusun dari bata merah kuno dengan ukuran 38x23x7-9 cm.

Dinding yang terbentang dari utara ke selatan sepanjang 20 meter. Sedangkan dinding dari arah barat ke timur sepanjang 17 meter. Rata-rata ketebalan kolam purba ini mencapai 80 cm. Kedalaman kolam mencapai 2 meter dengan lantai berupa tatanan bata merah kuno. Sayangnya, bagian lantai sudah banyak yang rusak.


"Pintu masuk kami perkirakan di sebelah timur sehingga bangunan ini diperkirakan menghadap ke timur. Jalur air masuk di sebelah barat, jalur pembuangan air di sebelah utara," kata arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho kepada wartawan di lokasi ekskavasi, Kamis (19/9/2019).

Petirtaan ini ditemukan di dalam embung Dusun Sumberbeji. Struktur paling atas dari bangunan kuno ini berjarak sekitar 3 meter dari permukaan tanah. Kolam ini dibangun di atas tanah padas yang mempunyai karakter kedap air.

"Kolam dibangun di atas tanah padas yang karakternya sudah kedap air, sehingga lantainya ditutup dengan bata sekadar menjaga kebersihan kolam supaya tidak berlumpur," ungkap Wicaksono.

Ia menjelaskan, pada masa lalu, petirtaan ini digunakan sebagai tempat penyucian diri. Pihaknya menemukan banyak pecahan keramik dan tembikar di dasar kolam. Menurut dia, mangkuk dari keramik dan tembikar dulunya digunakan sebagai tempat keperluan ritual dan makanan. Selain itu, ditemukan sejumlah pancuran air (jaladwara) berbentuk kepala naga yang berkaitan dengan konsep amerta atau air suci.

"Ada juga temuan celupak dari batu yang menandakan aktivitas di tempat ini dulunya tidak hanya siang, tapi juga malam hari. Celupak adalah tempat untuk menaruh getah pinus atau minyak kelapa, di ujungnya sumbu untuk nyala api. Masih ada hitam-hitamnya tanda bekas pakai," ujarnya.


Petirtaan ini, lanjut Wicaksono, dibangun untuk raja dan keluarganya. Salah satu indikasinya adalah banyaknya pecahan keramik. Pada masa lalu, perabotan berbahan keramik hanya dimiliki kalangan bangsawan dan saudagar. Terlebih lagi tidak jauh dari situs ini juga ditemukan sisa-sisa permukiman kuno yang diduga sebagai keraton.

"Petirtaan ini dibangun oleh keluarga raja dan digunakan oleh keluarga raja yang mengindikasikan kawasan ini berasosiasi dengan situs Sugihwaras dan Bulurejo sebagai satu kesatuan kawasan kedaton," terangnya.

Sayangnya, sampai kini para arkeolog belum bisa memastikan tahun pembangunan petirtaan suci ini. Di area situs ini memang banyak terdapat temuan lepas berupa pecahan keramik, tembikar, dan koin gepeng. Namun fragmen-fragmen tersebut masih harus diuji di laboratorium untuk menentukan tahun asalnya.

Wicaksono menuturkan, pecahan keramik atau porselin yang ditemukan di petirtaan suci ini paling banyak berasal dari Dinasti Yuan di China. Namun ada pula sejumlah pecahan keramik berasal dari Dinasti Song yang berumur lebih tua, yaitu dari abad ke-10-12 masehi.

"Sejauh ini saya baru bisa menyimpulkan petirtaan ini dari masa Majapahit atau dibangun pada masa sebelum Majapahit, misalnya Kerajaan Kediri yang digunakan hingga masa Majapahit," jelasnya.


Ekskavasi tahap pertama di petirtaan Sumberbeji semula digelar pada 8-18 September 2019. Namun Kepala Desa Kesamben meminta para arkeolog memperpanjang masa penggalian hingga Sabtu (21/9). Setelah itu, BPCB Jatim akan memaparkan hasil ekskavasi ke Pemkab Jombang.

"Hasil ekskavasi akan kami paparkan ke Pemkab jombang. Intinya, kami serahkan pemeliharaan dan pemanfaatannya ke Pemkab Jombang," tandasnya.
Halaman 2 dari 3
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.