Kelumpuhan akibat stroke dialami Umiati sejak sekitar dua tahun yang lalu. Kaki dan tangannya lumpuh. Selain itu, stroke juga menyerang mulut dan matanya.
Serangan stroke dialami Umiati saat dia bekerja di Surabaya. Saat itu anak semata wayangnya Gunadiono masih duduk di bangku kelas 3 SD di Jombang. Selama ditinggal Umiati bekerja, Gunadiono tinggal bersama neneknya di Desa Kauman, Kecamatan Kabuh, Jombang. Ayah dan ibunya bercerai saat usianya masih balita.
Kesedihan Gunadiono bertambah saat neneknya meninggal. Bersama ibunya yang lumpuh akibat stroke, sejak 2 tahun lalu sampai saat ini ia menumpang tinggal di rumah kakak Umiati. Yaitu pasangan Miran dan Ngatini di Dusun Balongmojo Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso, Jombang. Ayah keduanya kembali pergi saat ibunya terkena stroke.
Bocah yang kini duduk di bangku kelas 5 SDN Gedongombo 2, Kecamatan Ploso inilah yang setiap hari setia merawat Umiati. Dengan telaten dia menyuapi ibunya tiga kali sehari. Yaitu sebelum berangkat sekolah, saat pulang sekolah dan saat petang tiba. Karena paman dan bibinya harus bekerja.
Selain itu, Gunadiono juga membantu Budhenya Ngatini untuk memandikan ibunya setiap sore hari. "Saya harus menjaga ibu setiap hari, nyuapin karena ibu tidak bisa makan sendiri. Untuk memandikan biasanya saya hanya membantu budhe," kata Gunadiono kepada wartawan di rumah pamannya, Kamis (12/9/2019).
Bocah yang akrab disapa Gunadi ini berharap ibunya bisa kembali normal. Sehingga dia bisa menikmati masa anak-anak yang selama ini dia habiskan untuk merawat ibunya.
"Harapan saya ibu bisa segera sembuh," ujarnya.
Kepala Desa Gedongombo Lasiman menjelaskan, Umiati dan Gunadiono telah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Mulai dari Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), hingga bantuan pangan non tunai.
Meski tinggal di Desa Gedongombo, Ibu dan anak ini masih tercatat sebagai warga Desa Kauman, Kecamatan Kabuh. Namun, Lasiman tetap memberikan perhatian kepada Umiati dan Gunadiono. Pihaknya siap memberi fasilitas ambulance desa jika sewaktu-waktu Umiati harus dibawa ke rumah sakit.
"Bu Umiati tidak dirawat di rumah sakit karena kendala di keluarganya. Kami sebenarnya sudah menyarankan," tegas Lasiman.
Rupanya Umiati tidak dibawa ke rumah sakit karena tidak ada yang menjaganya. Karena Miran dan Ngatini harus mencari nafkah. Sementara Gunadiono masih sekolah.
"Kalau misalnya saya yang menjaga di rumah sakit, Gunadiono di rumah tidak ada yang menjaga," pungkas Ngatini. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini