Tanpa Dana Pembinaan 2019, KONI Kota Mojokerto Dipaksa Mandiri

Mojokerto - Aksi protes yang digelar KONI Kota Mojokerto dan para atlet untuk menuntut dana pembinaan 2019 tidak membuahkan hasil. Para pengurus cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI dituntut mandiri agar tetap bisa mengikuti berbagai kompetisi.

Unjuk rasa itu digelar pengurus KONI Kota Mojokerto dan para atlet di depan kantor Pemkot, Jalan Gajah Mada, pada Kamis (22/8). Kala itu, Wakil Wali Kota Mojokerto Rizal Zakariya menjanjikan anggaran dari pos dana tak terduga tahun 2019. Namun janji tersebut batal direalisasi.

"Perubahan APBD 2019 sudah selesai pembahasannya. Setelah dikaji dan ditelaah, secara objektif tidak dapat melakukan kebijakan tersebut (memberi anggaran untuk KONI)," kata Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Mojokerto Hatta Amrulloh saat dihubungi detikcom, Senin (9/9/2019).

Baca juga: Pengurus KONI dan Atlet Kota Mojokerto Tuntut Dana Pembinaan

Dengan demikian, tahun ini Kota Mojokerto tak mendapatkan sepeser pun dana pembinaan dari pemerintah. Menurut Hatta, pihaknya baru menganggarkan hibah untuk KONI tahun depan.

"Ini menjadi pembelajaran terhadap seluruh stakeholder di Pemerintah Kota Mojokerto agar lebih tertib administrasi, tertib schedule, dan berbenah untuk lebih baik ke depannya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua KONI Kota Mojokerto Santoso Bekti Wibowo menuturkan nihilnya dana pembinaan dari pemerintah di 2019 mengganggu kegiatan olahraga di Kota Onde-onde. Menurut dia, pengurus setiap cabor dituntut mandiri jika ingin mengikuti berbagai kompetisi.

"Masih banyak kompetisi tahun ini. Setiap cabor sudah punya agenda sendiri-sendiri. Kalau mereka ingin ikut kompetisi, harus bisa mencari donatur sendiri," terangnya.

Tanpa dana pembinaan, lanjut Santoso, persiapan para atlet mengikuti kompetisi dipastikan tidak bisa maksimal. Tak ayal, prestasi para atlet anjlok jika dibanding tahun lalu. Salah satunya dibuktikan dengan hasil Porprov Jatim beberapa waktu lalu.

Baca juga: Rangkap Jabatan Dilarang, Walikota Mojokerto Mundur dari KONI

"Kalau daerah lain dipacu, kami stagnan. Di Porprov peringkat kami menurun dari sebelumnya 29, kemarin di peringkat 32," ungkapnya.

Dia berharap mampetnya dana pembinaan dari Pemkot Mojokerto tidak terulang pada 2020. Pihaknya telah mengajukan anggaran Rp 2,5 miliar untuk tahun depan.

"Sudah diverifikasi oleh pemerintah, Rp 2,5 miliar untuk 2020. Kami berharap direalisasi karena pemerintah sudah punya kesanggupan agar tidak terulang," pungkasnya. (sun/bdh)