Struktur tersebut ditemukan sekitar 3 meter di sebelah barat situs yoni, Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko. Yoni sendiri merupakan tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu pada masa Majapahit. Bangunan dari batu andesit itu dibuat pada 1294 Saka atau 1372 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, putri Raja Majapahit pertama, Raden Wijaya.
Struktur dari bata kuno itu terpendam di bawah situs yoni. Tepatnya tertutup lantai dan pagar bangunan era modern yang selama puluhan tahun menghiasi sebelah barat yoni. Bangunan purbakala itu baru ditemukan saat tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim melakukan kajian awal.
"Struktur ini kami temukan saat kami melakukan ekskavasi pada Desember 2018. Bentuknya seperti candi. Karena saat itu tergenang air karena musim hujan, maka penggalian kami hentikan," kata Kepala Subunit Pemanfaatan BPCB Jatim Pahadi kepada wartawan di petilasan Tribhuwana Tunggadewi, Selasa (20/8/2019).
Dilihat dari sisi barat, struktur tersebut berundak layaknya tangga pada candi dengan lebar 2 meter lebih. Undakan mengarah ke dinding dengan ketebalan sekitar 1 meter yang juga tersusun dari bata merah. Dinding tebal ini tampaknya mengelilingi situs yoni. Bagian yang terlihat mencapai kedalaman sekitar 2 meter dari permukaan tanah.
Untuk mengungkap bentuk sesungguhnya struktur tersebut, BPCB Jatim melakukan ekskavasi pada 19-31 Desember 2019. Ekskavasi melibatkan 4 arkeolog, 6 juru gambar, 3 tenaga dokumentasi, serta 27 tenaga penggali.
"Struktur ini menunjukkan ada bangunan asli yang masih terpendam di kedalaman 1,5-1,8 meter dari permukaan tanah," terang Pahadi.
Penggalian arkeologis selama 2 pekan ke depan, lanjut Pahadi, akan difokuskan pada sisi selatan dan barat bangunan yoni. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan arkeolog dari Universitas Negeri Malang untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi situs purbakala yang terpendam di petilasan Tribhuwana Tunggadewi.
"Tujuan kami ekskavasi untuk melihat bentuk aslinya," ungkapnya.
Bangunan candi pada zaman Majapahit, tambah Pahadi, kebanyakan terdiri atas bagian kaki, tubuh, dan atap. Meski bentuknya mirip candi, masih terdapat kemungkinan struktur dari bata kuno di petilasan Tribhuwana Tunggadewi itu hanya batur, yaitu bagian kaki dari sebuah bangunan lain di atasnya.
"Karena ada situs Mejayan (Madiun) yoni yang dikelilingi bangunan, tapi bukan candi," tandasnya.
Situs cagar budaya di Desa Klinterejo dipugar pada 1964-1965. Selama puluhan tahun, situs ini hanya tampak berupa yoni yang dipercaya menjadi petilasan Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi.
Ekskavasi dilakukan tahun ini karena warga Desa Klinterejo meminta pembangunan cungkup untuk menaungi situs tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun menginstruksikan BPCB Jatim mengkaji lebih dulu agar pembangunan cungkup tidak merusak situs purbakala yang diperkirakan masih terpendam di bawah yoni.
Ditemukan Candi Baru di Magelang, Kini Tengah Diekskavasi:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini