Penggalian selama 5 hari oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim belum sepenuhnya menguak seluruh bagian situs di sendang Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang. Melalui bagian-bagian yang sudah ditemukan, para arkeolog sudah mengetahui bentuk dan fungsi bangunan purbakala tersebut.
Struktur yang berada di dalam sendang ini terdiri dari 2 bagian. Yaitu berupa kanal atau saluran air sepanjang 12 meter yang membentang dari barat ke timur. Bagian kedua berupa kolam air atau petirtaan yang luasnya mencapai 18x24 meter persegi. Pusat petirtaan berbentuk lingkaran dengan diameter 3,8 meter.
Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, petirtaan ini mendapatkan pasokan air dari sumber yang belum diketahui. Air dialirkan melalui kanal model tertutup menuju ke petirtaan.
Dugaan ini diperkuat dengan temuan pancuran air (Jaladwara) berbahan batu andesit yang bentuknya mirip kepala naga. Pancuran air kepala naga pada masa lampau biasa digunakan pada amerta atau petirtaan suci. Selain ini, sejumlah lubang kecil yang menjadi jalan masuk air ke petirtaan masih nampak di dinding.
"Jaladwara, saluran air kecil dan pancuran air yang menempel pada dinding menguatkan situs ini sebuah petirtaan. Air mengalir dari barat menuju ke petirtaan," kata Wicaksono kepada wartawan, Senin (5/8/2019).
![]() |
Petirtaan suci ini, lanjut Wicaksono, diperkirakan dibangun pada zaman Majapahit. Prediksi ini didukung temuan gerabah, porselin, dan koin kuno di area situs Sumberbeji.
"Gerabah, koin, dan porselin kami perkirakan itu dari masa Majapahit. Dari bahannya (bata merah) sama dengan situs di Trowulan, Mojokerto ukurannya 32x20x7 cm sekitar dari abad 14 berlangsung sampai abad 15-16 masehi," terangnya.
Pembangunan petirtaan suci ini, kata Wicaksono, diperkirakan pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Menurut dia, Jombang pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kahuripan yang menjadi bagian dari Majapahit.
"Prasasti kesamben, grogol, sumbergurit yang menyatakan ini wilayah Kahuripan. Candi Ngrimbi (Kecamatan Bareng, Jombang) menjadi tinggalan Tribhuwana Tunggadewi, dia kan menjadi Bhre Kahuripan," ungkapnya.
Wicaksono menambahkan, penggalian selama 5 hari di situs Sumberbeji merupakan survei penyelamatan. Kini pihaknya sedang mengusulkan ekskavasi untuk mengungkap sepenuhnya bentuk situs tersebut, sekaligus hubungan dengan situs di sekitarnya.
"Hasil survei kami laporkan ke pimpinan supaya diberikan rekomendasi untuk dilakukan ekskavasi. Tanggal 7 Agustus besok kami audiensi dengan Bupati Jombang untuk memaparkan hasil ekskavasi ini dan langkah-langkah ke depan bersama," tandasnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini