Pertemuan antara MUI, NU dan Muspika dengan pihak pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadin difasilitasi kepolisian membahas adanya Thoriqoh Musa di Kasembon, Kabupaten Malang.
Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto menyatakan, kepolisian bergerak cepat merespon adanya Toriqoh Musa di wilayah Kasembon, Kabupaten Malang. Seperti dengan memfasilitasi pertemuan antara Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muspika dan Nahdlatul Ulama (NU) setempat dengan pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadin, M Romli atau Gus Romli.
"Dari hasil pertemuan, terungkap bahwa informasi yang beredar itu tidak benar. Pengasuh ponpes Gus Romli membantahnya, dan bisa mengecek langsung akan kebenaran informasi itu," kata Budi kepada detikcom, Rabu (13/3/2019).
Budi menambahkan, Sebelumnya beredar kabar jika salah satu ponpes di wilayah Kasembon yakni Miftahul Falahil Mubtadin telah mengajarkan beberapa hal yang dianggap tidak sesuai dengan Alquran dan hadist.
Seperti tentang kiamat sudah dekat, soal perang hingga kemarau panjang. Terkait kiamat, jemaah diminta menjual semua aset dan menyetor sejumlah uang ke pondok. Sedangkan terkait perang, jemaah diminta membeli pedang seharga Rp 1 juta.
"Berawal dari kabar dan keresahan itu, kami berkoordinasi dengan MUI, Muspika, serta tokoh masyarakat dan agama setempat untuk mengklarifikasi langsung kepada pengasuh pondok. Pengurus NU juga dilibatkan, ternyata semua dibantah dan ponpes berani membuktikan," imbuh Budi.
Pertemuan itu bukanlah yang pertama melainkan sudah yang ketiga kalinya. Gus Romli selaku pengasuh bahkan tak menduga pondok pesantrennya menjadi sasaran isu tersebut.
"Itu disampaikan saat pertemuan kemarin. Gus Romli ini satu alumni dari Lirboyo dengan pengurus NU Kasembon. Yang juga meragukan dan membantah akan kabar itu dilakukan di lingkungan ponpes tersebut," lanjut Budi.
Berdasarkan keterangan pengasuh pondok di hadapan Muspika, MUI, MWC NU Kasembon serta tokoh masyarakat, pihak kepolisian berharap kabar tersebut tidak berkembang luas. Sehingga tidak semakin meresahkan masyarakat.
"Kami hanya memfasilitasi dalam klarifikasi kabar yang mengarah kepada pondok itu. Jangan sampai kabar yang ternyata tidak benar itu membuat keresahan di masyarakat," tandas Budi.
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Ponorogo terbius oleh Thoriqoh Musa yang memberi pemahaman bahwa kiamat sudah dekat. Mereka yang menjadi jemaah memilih meninggalkan kampung halamannya dan berpindah ke pondok pesantren di wilayah Kasembon, Kabupaten Malang
Sekadar informasi, Kecamatan Kasembon berada di wilayah barat Kota Batu yang secara administrasi pemerintahan dan kependudukannya masih dalam naungan Pemerintah Kabupaten Malang. Namun, penanganan menyangkut persoalan hukum ada di bawah kendali Polres Batu. Bukan saja Kasembon, dua kecamatan lain yang berada di sekitarnya yakni Pujon dan Ngantang juga masuk wilayah administrasi Pemkab Malang. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini