Telur Bantuan Pangan di Jombang Busuk, Ini Sanksi Penyuplai

Telur Bantuan Pangan di Jombang Busuk, Ini Sanksi Penyuplai

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 26 Nov 2018 14:35 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang - Keluhan sejumlah pengelola e-Warong soal banyaknya telur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang rusak dan busuk, akhirnya direspons Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jombang. Pemerintah menginstruksikan penyuplai untuk menarik telur yang sudah dikirim. Selain itu, penyuplai juga tak lagi digunakan.

Tim dari Dinsos Jombang hari ini melakukan sidak ke sejumlah e-Warong. Salah satunya di Desa Catakgayam, Mojowarno. Petugas memeriksa sisa telur dan beras BPNT yang belum dibagikan ke para penerima Program Keluarga Harapan (PKH).

Pengelola e-Warong Desa Catakgayam Solihudin mengatakan, kiriman telur dari penyuplai PT Pertani tiba, Senin (19/11). Pasokan telur dan beras itu dibagikan ke 624 penerima PKH pada Kamis (22/11). Setiap penerima mendapatkan 1 Kg telur dan 7 Kg beras.

Dari jumlah itu, baru sekitar 500 penerima PKH yang sudah mengambil paket BPNT. Sementara yang lainnya hingga kini belum bisa mengambil lantaran terkendala rusaknya kartu ATM dan hilangnya PIN.


"Yang rusak pecah sekitar 2 kg, dua sampai tiga hari membusuk. Langsung saya buang yang busuk," kata Solihudin kepada wartawan di lokasi, Senin (26/11/2018).

Temuan ini membuat Dinsos Jombang langsung menghubungi PT Pertani. Tim lantas menuju ke Desa Bongkot, Peterongan lantaran sedang ada penarikan telur dari agen e-Warong oleh PT Pertani.

Kadinsos Jombang M Soleh mengaku telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh agen e-Warong di Kota Santri. Pihaknya meminta para agen untuk mengembalikan telur ke PT Pertani. Untuk memenuhi kebutuhan para penerima PKH, para agen diberi kebebasan berbelanja telur di tempat lain.

"Tanggal 23 November kami putuskan PT Pertani untuk menghentikan penyaluran telur di Jombang untuk progran BPNT," tegasnya.


Soleh menambahkan, rusaknya telur-telur untuk BPNT salah satunya akibat proses pengangkutan. Ditambah lagi telur-telur tersebut diambil PT Pertani langsung dari peternak.

"PT Pertani mengambil langsung dari kandang ternak yang tak terjamin higienisnya, sehat atau tidak. Langsung dibawa ke agen," ungkapnya.

Sementara Staf Operasional PT Pertani Didit Frimansyah menuturkan, proses penarikan telur BPNT saat ini sedang berjalan. Dia mengakui rusaknya telur terjadi dalam proses pengiriman.

"Penyebabnya faktor panas, di perjalanan kena guncangan membuat terlur pecah. Pecah sebagian mengakibatkan bau," tandasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.