Salah satunya dikeluhkan Siti Fatimah (60), pengelola e-Warong di Desa Ngampung, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Warung elektronik miliknya melayani 335 rumah tangga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di desanya.
Menurut Siti, setiap penerima PKH seharusnya mendapatkan paket sembako berupa 1 kg telur ayam dan 7 kg beras. Hanya saja, telur yang diterima banyak yang rusak dan busuk.
"Setiap 27 butir yang busuk 2 butir. Ada kekurangan juga, kira-kira 4 kg," kata Fatimah kepada wartawan di rumahnya, Kamis (22/11/2018).
Untuk itu, sebelum dibagikan kepada para penerima PKH, Fatimah harus mensortir telur kiriman pemasok terlebih dahulu, memisahkan telur yang utuh dengan yang busuk.
Tak hanya soal telur, pembagian paket sembako untuk PKH di e-Warong Fatimah juga terkendala pengiriman beras yang kerap terlambat.
"Belum saya bagikan karena menunggu berasnya. Tak tahu kapan datangnya," tambahnya.
Menghadapi situasi ini, Fatimah mengaku tak bisa berbuat banyak. "Yang rusak saya laporkan. Diganti alhamdulillah, kalau tidak ya gimana ya," ujarnya.
Kepala Desa Ngampungan Rohan pun ikut prihatin dengan kondisi telur yang dikirim ke e-Warong Fatimah. Menurutnya, jika kiriman beras tak kunjung datang, dikhawatirkan bakal semakin banyak telur yang membusuk.
"Kalau seperti itu pengelola e-Warong akan rugi. Kami berharap Dinas Sosial membantu supaya segera bisa dibagikan," tutupnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini