Cerita Anggota Dewan Tunggu Istri Opname saat Gempa Situbondo

Cerita Anggota Dewan Tunggu Istri Opname saat Gempa Situbondo

Yakub Mulyono - detikNews
Kamis, 11 Okt 2018 16:59 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Gempa yang berpusat di Perairan Situbondo, juga dirasakan para pasien yang dirawat di RS Jember Klinik, Jalan Bedadung, Kecamatan Patrang.

Bahkan pengalaman agak mencekam dengan getaran gempa yang terasa cukup keras, dialami Ayub Junaedi, Wakil Ketua DPRD Jember, saat mendampingi istrinya pasca menjalani operasi usus buntu.

"Saat itu saya sedang beristirahat di sofa kamar pasien, tempat istri saya dirawat, sedangkan anak-anak ada di rumah neneknya. Kebetulan istri saya saat itu baru saja menjalani operasi usus buntu sekitar 2 hari yang lalu," ujar Ayub saat dikonfirmasi, Kamis (11/10/2018).

Sebelumnya, kata Ayub, tidak ada tanda-tanda ataupun firasat akan terjadi gempa saat itu. "Kebetulan saat itu sekitar jam 1 kalau tidak salah, saya terbangun dari tidur dan mau ke kamar mandi bermaksud buang air kecil. Istri juga saat itu sedang tidur, istirahat. Tiba-tiba ada getaran cukup keras, dan sempat panik," ungkapnya.


Ayub pun bergegas untuk keluar kamar pasien dan meminta bantuan dari pasien jaga. "Saat kondisi guncangan keras, saya keluar kamar, perawat pun saat itu sigap mengambil kursi roda dan membantu istri saya untuk segera berkumpul di titik aman di tengah taman rumah sakit, bersama dengan pasien di kamar lainnya," sambungnya.

Beruntung ruang rawat inap pasien istri legislator dari PKB ini, berada di lantai 1. "Jadi saya terus mengawal istri dibantu perawat mendorong kursi rodanya untuk menuju tempat aman. Saat itu saya lihat pasien lain, atau keluarganya saya tidak tahu jelas, sampai saya lihat ada yang menabrak pintu kaca, berhamburan menuju titik kumpul, sesuai petunjuk arah, karena memang panik saat itu," ujarnya.

Guncangan keras gempa itu pun dirasakan Ayub, sekitar 5 menit. "Saat itu semua berdoa, dan mengucap istighfar, istri saya pun terlihat panik dan takut. Setelah kurang lebih 20 menit dirasa sudah tidak ada getaran gempa, baru kami diperbolehkan kembali masuk ke kamar pasien untuk beristirahat," tuturnya.

"Saya juga saat itu langsung menelepon mertua dan menanyakan kondisi anak-anak. Alhamdulillah semua aman dan tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbuhnya.


Akhirnya dirinya bersama pasien dan perawat rumah sakit kembali ke kamar. Para perawat, kata Ayub, juga memeriksa kondisi pasien.

"Beruntung istri saya tinggal pemulihan, karena siang harinya sudah diperbolehkan pulang. Sepengetahuan saya, untuk pasien dari kamar ICU, diperiksa intensif oleh perawat, karena kan harus terburu-buru dibawa ke tempat aman," tandasnya.

Sementara Direktur RS Jember Klinik, dr Suratini mengaku sesuai dengan prosedur keselamatan pasien saat terjadi bencana, pasien harus dibawa ke titik aman yang berada di taman tengah rumah sakit.

"Sebelumnya kami memang sudah dilatih untuk menghadapi bencana, sesuai prosedur keselamatan. Dari latihan itu, kita terapkan saat kejadian gempa semalam," tuturnya.

Para perawat dan staf, ataupun dokter jaga, kata Suratini, sudah terlatih untuk menghadapi kondisi tersebut. "Sehingga syukur Alhamdulillah semua aman, untuk keluarga pasien yang sempat menabrak pintu kaca, juga tidak sampai terluka," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.