KH Kholil As'ad Syamsul Arifin dari Ponpes Walisongo, Situbondo dikenal sudah lama berdakwah di dunia remang-remang. Bahkan metode dakwah tersebut konon sudah dilakukannya sejak masih remaja.
"Itu memang salah satu metode beliau untuk mengajak masyarakat ke arah kebaikan," tutur KH Abdul Qodir Syam, pengasuh Ponpes Darul Falah, Cermee, Bondowoso, kepada detikcom, Senin (17/9/2018).
Disebutkan KH Qodir, ulama berusia 48 tahun itu merangkul tak hanya kalangan tertentu, tetapi semua unsur dunia kelam seperti penjudi, pencuri dan pelaku tindak kriminal lainnya.
"Beliau pernah dawuh langsung ke saya, ketika ada orang yang menyimpang dari agama, kita tidak bisa langsung bilang jangan. Tapi harus dirangkul dengan hati, diketuk perasaannya," tuturnya.
KH Qodir mengaku tahu betul seperti apa 'kelebihan' KH Kholil sejak kecil karena merupakan santri dari ayah KH Kholil, KH As'ad Syamsul Arifin yang juga pahlawan nasional dari Situbondo. Bahkan meski usianya lebih tua dari KH Kholil, KH Qodir merasakan banyak mendapat petuah dari dakwah KH Kholil.
![]() |
KH Qodir mengaku salah satu metode 'nyentrik' yang masih digunakan KH Kholil hingga saat ini adalah sabung ayam. Bagi orang awam, seorang ulama mengikuti sabung ayam merupakan sesuatu yang kontroversial karena identik dengan perjudian.
KH Kholil disebut memiliki puluhan ayam jago yang biasa diikutsertakan dalam sabung. Bahkan pada kesempatan tertentu, ia kerap mengundang para pelaku sabung ayam ke rumahnya di Ponpes Walisongo lalu menggelar adu ayam di sana. Karena 'kelakuannya' ini, pria yang akrab disapa Lora Kholil itu telah dikenal di seluruh penjuru wilayah Tapal Kuda sebagai ulama sabung ayam.
"Tapi itulah cara beliau. Menyadarkan orang dengan lambat laun. Lalu berhenti secara total, dan bahkan menjadi orang yang sangat alim," papar Ketua PC Nahdlatul Ulama (NU) Bondowoso ini.
Seperti halnya Gus Miek, Lora Kholil juga kerap mendatangi kantong-kantong 'dunia hitam' seperti kompleks lokalisasi dan warung remang-remang untuk berdakwah secara terselubung. Hal ini konsisten dilakukannya tiap kali ada kesempatan di samping memberikan pengajian secara rutin di ponpesnya.
Menurut KH Qodir, Lora Kholil pernah bercerita jika tak jarang ia menghabiskan waktu 2-3 tahun untuk mengubah keseharian seseorang yang cenderung menyimpang dari kaidah agama dan kembali ke jalan yang benar.
Meski demikian, metode itu terbukti berhasil. Lora Kholil pun disebut sukses menyadarkan banyak orang yang telah melakukan kekhilafan.
"Alhamdulillah, hingga saat ini sudah ribuan orang yang disadarkan. Mereka saat ini telah kembali ke jalan yang benar. Bahkan ada yang sudah menjadi kiai," tandasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini