Momen haru itu terjadi saat tersangka Rini hendak dibawa kembali ke Polres Trenggalek oleh dua Polwa yang mengawalnya.
Usai menjalani proses rekonstruksi, Rini yang dikawal Polwan tiba-tiba menghentikan langkah, ia langsung menunjuk seseorang yang berada di samping rumahnya.
"Saya ingin salaman dengan bapak, saya ingin salaman," pinta rini kepada Polwan yang membawanya, Rabu (28/3/2018).
Aksi spontan tersebut direspon baik para polisi. Riyanto (ayah Rini) dipanggil agar menemui anaknya. Rini langsung bersalaman dan memeluk ayahnya sambil menangis.
"Wes-wes dilakoni, disyukuri ae (Sudah dijalani, disyukuri saja)," kata Riyanto kepada Rini.
Usai berpelukan beberapa saat, Rini langsung dibawa menuju ke mobil polisi untuk kembali menjalani masa penahanan di Mapolres Trenggalek, sambil menunggu proses hukum atas perbuatan yang ia lakukan bersama sejumlah saudara dan kerabatnya.
Dari hasil penyidikan kepolisian, Rini merupakan salah satu tersangka utama yang mengeksekusi ibu kandungnya (Tukinem) hingga tewas dengan cara digelonggong air selang dan disumpal menggunakan kain.
Selain itu tersangka juga memasukkan ikan teri ke dalam mulut korban, ia berdalih aksi bersama-sama itu dilakukan sebagai ritual pengobatan agar penyakit ibunya keluar. (bdh/bdh)