Letupan tersebut muncul karena air hujan, hingga membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin. Sementara di dalam kawah, suhunya panas. Sehingga muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik.
"Gas beracun tersebut kemudian terbawa air sungai Banyupait dan terhirup oleh warga yang tinggal di sekitar. Sungai ini berasal dari kawah Gunung Ijen," jelas Sumpenah, Kepala BKSDA Wilayah V Banyuwangi, kepada detikcom, Kamis (22/3/2018).
Fenomena bualan tersebut rutin setiap tahun saat musim hujan dan intensitas tinggi. Namun bualan yang muncul Selasa (21/3) malam cukup besar, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tahun lalu, menurut Sumpena, bualan juga muncul pada bulan Maret hingga Juni. Hal itu menyebabkan pendakian Gunung Ijen yang biasanya dibuka jam 01.00 WIB dini hari baru dibuka pukul 03.00 WIB dini hari.
"Tadi malam kita tidak berani mendekat kawah tapi pagi ini secara pandangan mata bualannya tidak ada tapi masih kita evaluasi," jelasnya.
Ia menambahkan, kemungkinan gas beracun mengarah ke Banyuwangi sangat kecil karena gas mengikuti arah sungai ke Bondowoso. "Hingga hari ini korban berasal dari warga Bondowoso, untuk Banyuwangi masih aman," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini