Total sampah yang diproduksi oleh masyarakat dan dibuang ke aliran Kali Surabaya mencapai 75,48 ton dalam sehari. Sampahnya berasal dari berbagai daerah yang dilalui oleh Kali Surabaya, antara lain Mojokerto yang menghasilkan sebanyak 14,84 ton per hari, Sidoarjo sebanyak 25 ton per hari, Gresik sebesar 0,93 ton per hari, dan Surabaya sendiri sebanyak 33,73 ton per hari.
Fakta ini ditemukan oleh Ekotune, sebuah LSM yang peduli pada lingkungan hidup. Ketua LSM Ekotune, Andreas, mengatakan, pencemaran tersebut diperparah dengan pemukiman di DAS (Daerah Aliran Sungai) yang tidak memiliki septic tank.
Alih-alih ditampung, tinja dari masyarakat juga langsung dibuang ke sungai. Andreas memperkirakan setidaknya hampir 30 ton tinja dibuang per harinya di Kali Surabaya ini.
"Asumsikan saja misalnya tiap rumah ada lima orang, nah, terus yang di samping-samping DAS Kali Surabaya kapan hari dicek ada 12.000 rumah. Berarti 60.000 orang kan yang tinggal? Terus hitunglah per orang rata-rata ngeluarin tinja 500 gram perhari. Kayak gitu kan udah 30 ton perhari tinja yang masuk kesana," paparnya kepada detikcom, Jumat (16/3/2018).
Wahana Lingkungan Hidup pernah mengungkapkan bahwa dari total limbah yang masuk ke Kali Surabaya, 86 persen limbah berasal dari industri dan 14 persen dari limbah domestik.
Dari data yang dimiliki Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Jawa Timur dan Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kementrian Negara Lingkungan Hidup menunjukkan bakteri E-coli di aliran Kali Surabaya, khususnya di Karangpilang dan Ngagel (Jagir) mencapai 64.000 sel per 100 milimeter sampel air.
Ini belum termasuk limbah plastik yang turut mencemari sungai. "Dari 12.000 rumah yang ada, katakanlah masing-masing rumah buang 5 botol plastik per rumahnya, berarti kan udah 60.000 buah plastik per harinya. Plastik itu nanti akan mengalir ke laut, yang di ujung Ekowisata Mangrove itu, terus dihantam ombak lagi, jadinya kebuang ke hutan mangrove disana," ujar Andreas.
Dikhawatirkan Andreas, sampah-sampah itu akan mengubah fungsi sungai yang seharusnya menyaring racun yang akan masuk ke laut. Di sisi lain, Kali Surabaya dan Kali Brantas kelebihan 'muatan' sampah.
Tetapi Andreas mengatakan bukan tidak mungkin bila sungai-sungai ini diperbaiki. "Tidak ada yang tidak mungkin sebenarnya. Walaupun Kali Surabaya sudah sedemikian tercemar. Buktinya, sungai di Belanda dulu yang sangat tercemar, namun pelan-pelan bisa dinormalisasikan lagi kan? yah, walau memang butuh waktu 10 tahun," ungkapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini