Peristiwa Kekerasan di Tempat Ibadah, Ketum PBNU: Saya Bukan Intel

Peristiwa Kekerasan di Tempat Ibadah, Ketum PBNU: Saya Bukan Intel

Rois Jajeli - detikNews
Selasa, 13 Feb 2018 15:50 WIB
Ketum PBNU di Polda Jatim/Foto: Rois Jajeli
Surabaya - Akhir-akhir ini, terjadi beberapa peristiwa penyerangan terhadap tokoh agama, tokoh masyarakat, tempat ibadah. Dua kejadian yang terbaru adalah penyerangan gereja di Sleman, Yogyakarta dan masjid di Tuban, Jatim.

Dengan rangkaian peristiwa tersebut, Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj memiliki penilaian tersendiri.

Baca Juga: Ini Kronologi Pria Mengamuk Pecah Kaca dan Jendela Masjid di Tuban

"Saya bukan intel (intelijen) dong, nggak itu. Yang jelas gini, kalau saya lihat. Kalau itu orang gila, kenapa memilih dan waktunya kok tepat. Santri bubar kiai sendirian, lampu dimatikan, baru berbuat memukuli kiai itu. Tapi tiu orang gila," kata KH Said Aqil Siradj kepada wartawan di sela peresmian Masjid Arif Nurul Huda yang diresmikan oleh Kapolri Irjen Pol Tito Karnavian kepada wartawan di komplek Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Selasa (13/2/2018).

Said Aqil menambahkan, pelaku kasus penyerangan jemaah di gereja st Lidwina, Gedog, Sleman, Yogyakarta, adalah orang yang masih sakit dan tidak tahu kondisi kebangsaan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Foto: Pria Ngamuk Pecahkan Kaca dan Jendela Masjid di Tuban

"Itu berarti sebagian teman kita masih sakit. Belum betul-betul menyakini negara sebagai negara kebangsaan terhadap pancasila dan Bhineka Tunggal Ika," ujarnya.

Ia menyayangkan masih adanya kelompok kecil yang membuat keresahan masyarakat. "Mereka sebagian kecil, very very small group, tapi mereka itu keras. Itu kita sayangkan," jelasnya.

Baca Juga: Pelaku Perusakan Masjid di Tuban Dibawa ke Polda Jatim

Dia mengatakan, dulu kekerasan terhadap kelompok agama maupun kelompok tertentu hampir selesai dan tidak ada di Indonesia. Tapi, ternyata masih ada.

"Dulu sepertinya hampir selesai. Hampir menjadi bangsa bermartabat, berbudaya, selesailah masalah perbedaan. Eh sekarang malah muncul lagi," jelasnya. (roi/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.