Tak Perlu Jauh ke Luar Negeri, Batu Jamur Juga Ada di Gresik

Tak Perlu Jauh ke Luar Negeri, Batu Jamur Juga Ada di Gresik

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Senin, 23 Okt 2017 09:26 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Gresik - Tak banyak obyek wisata bisa dijumpai di Gresik, yang dikenal sebagai kota industri. Namun ada satu obyek wisata di Gresik yang terbentuk dari proses industri itu sendiri.

Adalah Bukit Jamur namanya. Terletak di Dusun Kaliwot, Desa/Kecamatan Bungah, Bukit Jamur terbentuk dari proses galian C di lahan seluas sekitar 3 hektare yang dilakukan PT Jaya Shakti Barutama. Proses penggalian dilakukan awal tahun 90-an dan berhenti sekitar tahun 2008.

Saat proses penggalian berjalan, para pekerja membiarkan saja batu besar yang ada karena memang tak bisa dihancurkan. Lambat laun, tanah yang berada di bawah batu mulai mengalami erosi oleh angin dan air hujan.

Yang terjadi kemudian adalah batu tersebut menjadi 'payung' karena tanah di bawahnya mulai mengecil dan menipis. Tudung jamur dari batu pun mulai banyak terbentuk di kawasan itu. Ada puluhan 'jamur' yang terbentuk dengan ketinggian mulai 2-7 meter. 'Jamur' tersebut seakan 'tumbuh' dengan suburnya secara berkelompok.

Hingga kini, kawasan eksotik tersebut masih menjadi milik pribadi Irsyad Raharja. Namun pemilik menyerahkan pengelolaannya ke desa dan menyilahkan warga untuk datang ke tempat tersebut. Sekitar 7 tahun lalu, warga mulai mendatangi tempat ini. Kebanyakan warga menjadikan kawasan ini sebagai spot untuk pra wedding.

Batu jamur di Gresik/Salah satu pengunjung berfoto di Bukit Jamur / Foto: Imam Wahyudiyanta
Namun baru sekitar 2 tahun lalu kawasan ini dikomersialkan. Pengunjung tidak ditarik tiket masuk, tetapi pengunjung harus membayar parkir sebesar Rp 5 ribu untuk motor dan Rp 10 ribu untuk mobil. Hasil dari parkir ini masuk kas desa.

Sayangnya Bukit Jamur ini hanya dibuka pada hari Minggu saja. Alasannya karena areal atau lebih tepatnya akses masuknya merupakan kawasan perbukitan yang masih aktif ditambang.

"Awal dibuka dulu, pengunjungnya banyak, bisa sampai 1.000 pengunjung lebih. Kalau sekarang berkurang, 500-700 pengunjung," ujar perwakilan pengelola Bukit Jamur, Ryan Shah Reza, kepada detikcom, Senin (23/10/2017).

Karena itu Ryan berusaha agar Bukit Jamur kembali populer dan dikenal tidak hanya oleh warga Gresik, tetapi juga warga daerah lain. Saat ini, kata Ryan, Bukit Jamur dikelola lebih serius dan profesional.

Salah satu keseriusan itu adalah sebuah penanda berupa tulisan 'Bukit Jamur' berwarna merah putih di depan areal cendawan tersebut. Menurut Ryan, itu baru awal karena ke depannya penataan akan dibuat lebih baik lagi.

Batu Jamur di Gresik/Ada puluhan batu jamur yang berdiri di areal ini/ Foto: Imam Wahyudiyanta
"Selain itu, kami akan membangun dan menyediakan fasilitas lain," tambah Ryan.

Pembangunan yang akan dilakukan adalah pengaspalan akses jalan masuk. Selama ini akses jalan masih berupa permukaan tanah tidak rata yang berdebu bla kering dan berlumpur bila hujan turun.

Sementara fasilitas yang disediakan adalah adalah toilet dan stan-stan yang menjual makanan dan minuman. Selama ini, tak ada fasilitas apapun di Bukit Jamur. Bila tak membawa minuman, siap-siap saja kehausan karena lokasinya yang sangat panas. Sebab letaknya yang ada di ruang terbuka.

Selain itu, diupayakan adanya pagelaran atau kegiatan yang berlokasi d areal Bukit Jamur. Yang sudah dilakukan adalah Festival Bukit Jamur yang digelar Sabtu (21/10/2017) kemarin.

Dalam festival tersebut, panitia membuat lomba fotografi amatir, menyediakan jajanan khas Gresik dan menampilkan Cak Nun dan Kiai Kanjeng.

Batu Jamur di Gresik/Batu jamur ini awalnya terbentuk dari proses penggalian/ Foto: Imam Wahyudiyanta
"Kegiatan yang lain akan menyusul untuk terus mempromosikan Bukit Jamur," harap Ryan.

Di Indonesia, keajaiban alam yang membentuk batu jamur sepertinya hanya ada di Gresik. Namun di dunia setidaknya ada 4 tempat lain serupa yakni di Mesir (Sahara el Beyda), Taiwan (Yehliu Geopark), Amerika (Smoky Hills), dan Israel (Timna Park).

Di 4 tempat tersebut, batu jamur terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. Dan batu jamur di 4 tempat itu keseluruhannya terbentuk dari batu padat mulai dari penyangga hingga payung jamurnya.

Berbeda dengan batu jamur di Gresik yang penyangganya terbentuk dari tanah sementara payung atau tudungnya terbentuk dari batu. Secara otomatis, tingkat kerusakan batu jamur di Gresik lebih besar karena penyangganya terbuat dari material yang lebih lunak.

Ryan selaku perwakilan pengelola juga menyadari itu. Ryan mengatakan sudah ada sejumlah batu jamur yang ambruk karena penyangganya terus tergerus erosi. Sehingga sudah tak mampu lagi menyangga batu di atasnya.

Batu jamur di Gresik/Papan larangan di Bukit Jamur/ Foto: Imam Wahyudiyanta


Ryan menyebut campur tangan manusia akan diperlukan agar batu jamur di Bukit Jamur tetap bisa berdiri tegak lebih lama. Pihaknya akan bekerja sama dengan pihak universitas.

"Ada peneliti di Universitas Brawijaya yang mempunyai formula yang jika disuntikkan atau disemprotkan ke tanah, maka tanah itu akan menjadi keras. Kami akan membuat penyangga batu jamur itu menjadi keras dengan formula itu," tandas Ryan. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.