Tangan-tangan relawan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) dengan seksama mulai sibuk membersihkan punggung tukik yang berhasil keluar dari hamparan pasir.
Tukik yang berhasil keluar sempurna dengan sigap dipindahkan oleh relawan dari tempat penetasan semi alami ke bak penampungan khusus. Tangan para relawan juga sesekali membubuhkan kuas untuk membersihkan pasir-pasir yang menempel di sekitaran tubuh tukik. Ya, perlakuan istimewa ini dilakukan oleh relawan BSTF untuk tetap menjaga suhu dalam proses dan pasca penetasan telur penyu.
"113 Telur yang diambil dari sarang alami di Pantai Boom dipindahkan ke lokasi penetasan semi alami binaan BSTF. Saat ini BSTF masih menggunakan cara tradisional dalam melakukan proses penetasan telur penyu," kata Pendiri Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) Wiyanto Haditanojo kepada detikcom, Selasa (5/4/2016).
Pria yang akrab disapa Wiwid itu menjelaskan, prinsip penetasan telur penyu secara semi alamiah yang dibuat BSTF ini untuk menetaskan telur di dalam sarang dan mengamankan dari gangguan predator maupun gangguan fisik di pantai. Belum lagi ancaman dari alami lainnya seperti global warming yang merupakan salah satu faktor penurunan populasi penyu. Lokasi semi alami yang dipilih BSTF adalah lokasi yang berdrainase baik, tidak tertutup vegetasi, dan terlindung dari gangguan predator.
Dengan sistem sederhana, awalnya ratusan telur penyu itu dimasukkan ke sebuah media penetasan lalu di tutupi dengan pasir yang tujuannya supaya telur penyu dapat beradaptasi dengan suhu pasir. Proses penetasannya pun tak berlangsung dalam satu hari saja, tapi bisa memakan waktu hingga tiga hari berturut-turut. Waktu penetasannya pun tertentu, biasanya menjelang tengah malam hingga subuh. Meski terbilang sederhana, keberhasilan penetasan telur penyu dengan cara ini bisa mencapai 70 persen.
"Tujuan kita melindungi dari predator dan untuk pelestarian penyu. Meski sederhana begini, keberhasilan telur penyu yang menetas bisa 70 persen. Itu sudah bagus," imbuhnya.
Kini BSTF memiliki tempat penangkaran di kawasan Pantai Boom dan mulai melakukan perluasan penangkaran di Pantai Bomo. Sepanjang 2015 BSTF telah melakukan konservasi di 133 sarang penyu. Sedikitnya ada 13.363 telur penyu dan lebih hampir 10 ribu ekor tukik di adopsi BSTF bersama warga Banyuwangi.
Sementara di awal tahun 2016, baru 113 butir telur penyu asal penangkaran Pantai Boom dan 196 butir telur dari Pantai Bomo yang ditangkarkan. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan masuknya musim penyu bertelur mulai April hingga September mendatang. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini