Jadah tempe merupakan salah satu makanan khas Yogyakarta yang mudah ditemukan di kawasan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ternyata kuliner yang satu ini memiliki sejarah yang unik.
Salah satu produk jadah tempe yang paling legendaris dan terkenal di Kaliurang adalah Jadah Tempe Mbah Carik. Olahan jadah yang lembut dengan cita rasa gurih ini dipadukan dengan manisnya tempe bacem. Kuliner yang satu ini termasuk salah satu kesukaan Sultan HB IX.
Adalah Ngadikem Sastrodinomo, seorang carik atau sekretaris desa di dekat Kaliurang yang membuat kuliner ini. Suatu ketika pada tahun 1927, ia diminta membuat jenis makanan lain yang unik dan berbeda untuk persembahan kepada raja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berpikir, Sastrodinomo beserta istri mengolah beras ketan menjadi jadah, dipadukan dengan tempe bacem. Ternyata, makanan ini disukai oleh orang-orang di istana. Sejak saat itu, Sastrodinomo selalu mengirimkan persembahan berupa jadah tempe.
Dibantu istri dan anak-anaknya, ia juga mulai berjualan makanan tersebut dan membuka warung kecil di kawasan Telaga Putri Kaliurang pada 1950.
"Ibu itu dari tahun 1938 itu diminta untuk jualan jadah tempe sampai sekarang ini, dan simbah saya itu orang yang luar biasa. Simbah ini jualan jadah tempe tidak mau sendiri, akhirnya dilanjutkan oleh ibu saya," kata putra ketiga Mbah Wiro, Bejo Wiryanto kepada wartawan, Rabu (12/1/2022).
Suatu hari pada tahun 1965, lanjutnya, Sultan HB IX berkunjung ke Kaliurang dan mampir di warung milik Sastrodinomo. Rasa jadah tempe buatan Mbah Sastro disebut lain daripada yang lain meskipun saat itu sudah banyak orang yang berjualan kuliner serupa.
Untuk membedakannya dengan jadah tempe yang lain, atas saran istri Sultan HB IX, yakni KRAy Hastungkara, warung tersebut diberi nama Jadah Tempe Mbah Carik.
"Ibu ini melanjutkan perjuangan simbah saya, Ngadikem Sastrodinomo, yang adalah atas saran KRAy Hastungkara, garwane Sri Sultan HB IX (diberi nama Jadah Tempe Mbah Carik)," ucapnya.
Kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat GBPH Yudhaningrat pun punya kenangan tersendiri tentang sosok Mbah Carik. Putra KRAy Hastungkara itu kerap diajak berkunjung ke warung jadah tempe Mbah Carik, bersama HB IX dan beberapa abdi dalem Keraton.
"(Mbah Carik) Orangnya lugu, jadi saya tahu Mbah Carik itu mulai kecil ya. Karena almarhum HB IX itu sering di Kaliurang, berserta putra, garwa dan sedikit abdi Dalem," kata Gusti Yudha.
"Terus kalau pagi setelah mandi gitu sering diajak ibu ke tempat Mbah Carik ini. Dulu hanya pecel jadah tempe ala kadarnya lah," kenang dia.