Kabar duka datang dari Kabupaten Sleman. Penerus kuliner Jadah Tempe Mbah Carik, Sudimah Wiro Sartono, meninggal pada Selasa petang (11/1/2022). Sudimah, akrab dipanggil Mbah Carik, adalah generasi kedua penerus usaha jadah tempe legendaris di Kaliurang.
Saat dikonfirmasi soal kabar duka itu, Lurah Hargobinangun Amin Sarjito mengatakan Mbah Carik meninggal di rumahnya di wilayah Kaliurang Selatan, RT 4 RW 13, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem.
"Nggih (iya), Mbah Carik Jadah Tempe meninggal tadi pukul 18.00 WIB di Kaliurang Selatan, Hargobinangun, Pakem," kata Amin saat dihubungi wartawan, Selasa (11/1/2022).
Menurut Amin, Mbah Wiro atau yang biasa dipanggil Mbah Carik itu meninggal karena sakit. "Gerah sepuh (sakit tua), karena sudah 92 tahun. Sudah agak lama sakit-sakitan. Beliau generasi kedua (jadah tempe Mbah Carik)," ucapnya.
Rencananya, jenazah Sudimah Wiro Sartono akan dimakamkan di makam Mayang Sekar Kaliurang Timur besok sekitar pukul 11 siang, Rabu (12/1/2022). "Beliau sebagai orang yang baik, tokoh masyarakat, dermawan, legenda jadah tempe," pungkas Amin.
Tentang Jadah Tempe Mbah Carik
Berawal dari kegemaran mengolah makanan dari ketan, Sastro Dinomo yang kemudian dikenal dengan nama Mbah Carik mulai membuat jadah. Sejak tahun 1950-an ia mulai memproduksi makanan yang kini menjadi kegemaran pengunjung Kaliurang ini.
Awalnya memang tidak begitu banyak yang melirik makanan yang juga banyak diproduksi masyarakat Jawa ini. Namun, semua itu berubah sejak Mbah Carik menerima kunjungan dari Keraton.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX rupanya jatuh cinta dengan makanan gurih dan agak lengket ini. Sejak itu, Sri Sultan HB IX sering mengutus abdi dalem untuk membeli jadah tempe ditempat yang ia sebut Mbah Carik. Dari situlah awal berkembangnya usaha Mbah Satro Dinomo.
Usaha jadah yang kian berkembang itu kini diwariskan turun temurun. Sebagai penerus kedua, Sudimah Wiro Sartono pun menerima warisan nama Mbah Carik.