Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dihebohkan oleh kabar adanya mayat seorang remaja perempuan, SAR (14), yang disimpan oleh keluarganya di rumah selama sekitar 2,5 bulan. Berikut ini 9 fakta terbaru yang dirangkum dari hasil liputan jurnalis detikcom di lapangan.
Kejadian yang Kedua
Sebelum menyimpan mayat anak perempuannya, SAR (14), keluarga di Dusun Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, itu juga pernah melakukan perbuatan serupa.
"Ya sebelumnya juga terjadi hal serupa. Adik kandungnya (adik dari orang tua SAR) yang meninggal tidak segera dimakamkan. Yang kami tahu, (mayat itu) seminggu disimpan di rumah," kata Camat Moga, Umroni, saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, Selasa (11/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetangga Curiga
Upaya menyimpan mayat adik orang tua SAR (14) itu tidak berlangsung lama. Keluarga itu didesak warga sekitar agar segera menguburkan mayat tersebut karena menimbulkan bau busuk.
"Iya, dua kali ini (menyimpan mayat di rumah). Yang pertama (adik orang tua SAR) sudah lama, lebih dari setahun sepertinya," kata Ustaz Zaenuri, tokoh agama Desa Plakaran, saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1).
Rumah Terpencil di Pegunungan
Rumah keluarga SAR berada di daerah pegunungan wilayah Dusun Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga. Rumah itu berjarak puluhan meter dari rumah warga lain.
Karena rumahnya cukup jauh dari tetangga, Kapolsek Moga AKP Dibyo Suryanto mengatakan aktivitas keluarga SAR jarang terpantau oleh warga sekitar. "Tempatnya agak terpencil di daerah pegunungan, jauh dari lainnya," kata Dibyo saat ditemui detikcom di kantornya, Selasa (11/1).
Keluarga Dikenal Tertutup
Menurut Zaenuri, keluarga Prihati (36) dikenal tertutup alias jarang berinteraksi dengan tetangga. Prihati adalah ibu SAR. Sedangkan suami Prihati, Rahmad (38), dikabarkan merantau.
"Keluarga besarnya (Prihati) bertani. Karena tertutup inilah membuat warga tidak berani bertanya-tanya," kata Ustaz Zaenuri, tokoh agama di Desa Plakaran saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Saksikan juga 'Polisi Selidiki Temuan Mayat Bayi di DIY Terkubur di Rumah Warga':
Mayat SAR Tidak Bau
Meski sudah sekitar 2,5 bulan disimpan di dalam rumah, mayat SAR (14) tidak mengeluarkan bau busuk.
"Tidak sama sekali. Tidak berbau menyengat. Iya, sangat aneh," kata Ustaz Zaenuri saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1).
Awal Kecurigaan Tetangga SAR
Meski mayat SAR (14) tidak menimbulkan bau, warga sekitar tetap menaruh curiga. Sebab, siswi kelas 1 SMP yang dikabarkan sakit itu tidak pernah kelihatan.
"Kalau yang kedua (mayat SAR) memang warga tidak mencium bau yang menyengat. Hanya (warga) curiga atas apa yang menimpa anak yang dikabarkan lama sakit itu, tidak (pernah) tampak seperti biasanya," kata Camat Moga, Umroni, kepada detikcom di Mapolsek Moga, Selasa (11/1).
Mengidap TB Paru
Semasa hidup, SAR (14) diketahui mengidap TB Paru (Tuberkulosis paru).
"Dari riwayat sakitnya, pihak medis puskesmas mencatat yang bersangkutan (SAR) sakit TB Paru sejak 6 bulan lalu. Sedangkan hasil pemeriksaan kondisi mayat, diduga sudah meninggal sejak 2,5 bulan lalu," kata Camat Moga, Umroni, kepada detikcom di Mapolsek Moga, Selasa (11/1).
Debat Alot untuk Kuburkan Mayat SAR
Keluarga SAR awalnya berkukuh menyimpan mayat bocah perempuan 14 tahun itu dengan harapan bisa hidup kembali. Setelah dibujuk, keluarga itu akhirnya mau menguburkan mayat SAR di samping rumahnya pada Minggu malam (9/1).
"Cukup lama negosiasi dan menyadarkan pihak keluarga, sekitar 15 menit. Saya jelaskan perlakuan sebagai umat Islam pada jasad untuk segera dimakamkan sebagaimana mestinya," kata Ustaz Zaenuri saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1).
Dugaan soal Keluarga Anut Aliran Tertentu
Keluarga SAR diduga menganut aliran tertentu dan meyakini mayat yang disimpan itu bisa hidup kembali.
"Belakangan diketahui orang tuanya (SAR) mengikuti keyakinan tertentu yang membolehkan jenazah anaknya disimpan di rumahnya, dengan pemahaman anaknya masih hidup," kata Camat Moga, Umroni, saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, Selasa (11/1).