Ibu-ibu Pedagang Pasar di Klaten Demo Retribusi Naik: Pak Ganjar Tolong!

Ibu-ibu Pedagang Pasar di Klaten Demo Retribusi Naik: Pak Ganjar Tolong!

Achmad Syauqi - detikNews
Senin, 13 Des 2021 14:26 WIB
Pedagang Pasar Sidoarjo Klaten demo tolak kenaikan retribusi, Senin (13/12/2021).
Pedagang Pasar Sidoarjo Klaten demo tolak kenaikan retribusi, Senin (13/12/2021). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Pedagang Pasar Sidoarjo, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah berdemo di tengah pasar. Mereka menolak kebijakan kenaikan retribusi yang dinilai memberatkan pedagang.

"Retribusi pasar mau dinaikkan melonjak banget. Pendapatan kita berkurang dan sepi tapi dinaikkan," ungkap Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Sidoarjo, Sugiyem, pada wartawan di lokasi, Senin (13/12/2021).

Pantauan di lokasi, sejumlah ibu pedagang pasar mengangkat lembaran kertas berisi pesan protes di antaranya 'Bapak Ganjar Tolong Rakyatmu!' dan 'Turunkan Tipe Pasar dan Retribusi'

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sugiyem mengatakan Pasar Sidoarjo merupakan pasar tradisional yang hanya ramai sampai pukul 10.00 WIB. Pasar setelah dibangun dinaikkan ke kelas I, kemudian ke kelas II.

"Meskipun di kelas II kita masih keberatan tapi kok retribusi tetap mau dinaikkan. Kita inginnya dikembalikan ke kelas III saja," sebut Sugiyem.

ADVERTISEMENT

Kenaikan itu, terang Sugiyem, hanya dilakukan sepihak berdasarkan letak dan bangunan pasar. Pemkab Klaten dinilai tidak melihat kondisi pendapatan pedagang.

"Pemerintah tidak mandang sepi atau tidak, pendapatannya bagaimana. Cuma dilihat karena pinggir jalan dan pedagang banyak," sebut Sugiyem.

Tidak itu saja, sambung Sugiyem, pedagang yang biasa membayar retribusi harian akan dijadikan bulanan. Tidak peduli pasar sepi atau tidak.

"Ini dijadikan tetap, kita tidak masuk tetap bayar. Kalau naiknya dari Rp 3.000 jadi Rp 3.500 masih kita terima, ini naik berlipat," imbuh Sugiyem.

Seorang pedagang lainnya, Parjini, mengatakan los berukuran 2,5 X 1,5 meter tempatnya berjualan pakaian biasanya dikenai retribusi Rp 1.500 per hari atau Rp 45 ribu per bulan, lalu akan naik lebih dari dua kali lipat. "Akan naik jadi Rp 118.000 per bulan," kata Parjini pada detikcom.

Pedagang tempe, Zaiyah, mengatakan kenaikan retribusi memberatkan karena pasar sepi. Apalagi dampak pandemi belum usai.

"Jualan sekarang sepi, tidak seperti dulu sebelum pandemi. Ini pandemi belum jelas sudah mau dinaikkan," kata Zaiyah pada wartawan.

Aksi dimulai spontan sekitar pukul 10.00 WIB. Pedagang memajang poster di kiosnya dan los, kemudian berkumpul di tengah pasar meneriakkan yel-yel.

Lurah Pasar, Samirin, mengatakan petugas hanya sebatas menjalankan tugas sesuai perintah atasan. Retribusi naik karena kelas pasar naik ke kelas I.

"Pasar naik ke kelas I karena jumlah pedagang memadai, luasnya memadai dan jalan provinsi. Itu belum naik karena perda (Perda 2/2021 tentang Retribusi jasa umum) baru mulai 1 Januari, kita baru sosialisasi," terang Samirin pada wartawan di kantornya.

(sip/ams)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads