Tolong, Lur! Pemuda Kulon Progo Ini 10 Tahun Lumpuh dan Putus Sekolah

Tolong, Lur! Pemuda Kulon Progo Ini 10 Tahun Lumpuh dan Putus Sekolah

Jalu Rahman Dewantara - detikNews
Senin, 06 Des 2021 10:44 WIB
Aktivitas Arifin dan Ibunya Sutinah saat ditemui di Dusun Jati, Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo, Senin (6/12/2021).
Aktivitas Arifin dan Ibunya Sutinah saat ditemui di Dusun Jati, Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo, Senin (6/12/2021). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikcom)
Kulon Progo -

Seorang pemuda di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bernama Arifin (20) sudah 10 tahun terakhir ini mengalami kelumpuhan. Hidup dalam belenggu kemiskinan menyulitkannya memperoleh pengobatan yang layak. Bagaimana kisahnya?

Mata Arifin menerawang jauh ke masa lalu. Kala itu, sekolah tempat Arifin menimba ilmu mengadakan program suntik imunisasi polio.

"Setelah disuntik itu tubuh saya jadi lemas. Lama-lama nggak bisa gerak," ucap Arifin saat ditemui detikcom di rumahnya di Dusun Jati, Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo, Senin (6/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen tak terlupakan itu terjadi ketika Arifin masih duduk di bangku kelas 4 SD atau sekitar tahun 2011. Usai kejadian itu, Ibi Arifin, Sutinah (55) mengatakan pihak keluarga melakukan pelbagai upaya untuk mengembalikan kondisi Arifin seperti semula. Namun, usaha mengobati Arifin belum membuahkan hasil.

"Dari kami sebenarnya sudah mencoba mengobati Arifin, pernah terapi selama tiga bulan tapi tak ada hasil. Selain itu juga sudah dirujuk ke rumah sakit, hasilnya sama, anak saya tetap lumpuh," ucap ibu Arifin, Sutinah (55).

ADVERTISEMENT

Setelah dinyatakan lumpuh, kehidupan Arifin benar-benar berubah. Seluruh aktivitas dasar mulai dari makan, mandi, hingga buang air harus dibantu oleh keluarganya. Ini karena hampir sebagian besar waktu Arifin hanya bisa dilakukan di atas ranjang.

Kelumpuhan itu juga menjadi penghambat bagi Arifin untuk melanjutkan pendidikan. Pasca-lumpuh, mobilitas Arifin ke sekolah harus dibantu keluarga. Saban pagi hari, Sutinah menggendong Arifin ke sekolah yang saat itu jaraknya masih dekat dengan rumahnya.

Aktivitas itu hanya berlangsung sampai Arifin lulus SMP. Setelah lulus SMP, Arifin tidak melanjutkan sekolah. Hal ini karena Sutinah sudah tidak kuat lagi menggendong anaknya tersebut.

"Sebenarnya saya mau Arifin bisa lanjut sekolah, tapi saya sudah nggak kuat mas, karena jarak ke sekolah (SMA sederajat) itu jauh, akhirnya memutuskan tidak usah lanjut," ucapnya.

Terbelenggu Kemiskinan

Arifin merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Sutinah dan Bambang Wakidi. Sang ayah, Bambang, sudah meninggal sejak Arifin masih anak-anak. Walhasil, status kepala keluarga kini diampu Sutinah.

Kehidupan keluarga ini jauh dari kata mewah. Mereka tinggal di sebuah rumah yang kondisinya cukup memperihatinkan. Berada di tengah pelosok, hunian itu terbuat dari kayu dan anyaman bambu yang sudah lapuk. Di dalamnya tak banyak perabotan yang bisa ditemui.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga ini mengandalkan Sutinah yang mencari uang dengan menjadi penjual gula Jawa. Sementara sang kakak, Wahid, saat ini tidak bekerja. Wahid sebelumnya mencari uang dari ojek online, tetapi belakangan ia berhenti setelah istrinya melahirkan.

Praktis, hanya Sutinah yang bekerja mencari uang. "Kalau sekarang saya yang kerja, Mas. Biasanya jualan gula Jawa, hasilnya ya bisa dapat Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, tapi itu tidak pasti karena tidak tiap hari jualannya. Kalau pas nggak jualan ya paling ke sawah jadi buruh tani," ucap Sutinah.

Kehidupan yang serba pas-pasan itu membuat Arifin sukar mendapat pengobatan yang layak. Sutinah mengatakan pada awal-awal kelumpuhan Arifin, ada bantuan pengobatan yang diberikan pemerintah. Namun Arifin tetap lumpuh hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk pasrah dengan keadaan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Saksikan juga 'Nina Bocah Gresik yang Mendunia Gegara 'Lantang' Bicara Lingkungan':

[Gambas:Video 20detik]



"Untuk berobat itu butuh biaya yang besar, Mas. Kami sudah tidak mampu," kata Sutinah.

Tak dapat pengobatan, membuat Arifin harus pasrah dengan kondisinya saat ini. Ia pun lebih sering menghabiskan waktu di kamarnya.

Di bilik sempit berukuran sekitar 3x3 meter itu Arifin melakukan pelbagai aktivitas yang ia senangi, salah satunya adalah bermain game. Bahkan ia punya akun YouTube berisi aksinya yang sedang nge-game. Akun itu bernama FIND GAMING17.

"Ini buat ngisi waktu sama coba-coba peruntungan di YouTube, siapa tau sih bisa dapat uang dari sini biar bisa bantu keluarga," ucap Arifin.

Arifin pun berharap, di kemudian hari ia bisa sembuh. Ia mengaku tidak nyaman dengan kondisinya saat ini karena merasa jadi beban keluarga. Selepas sembuh nanti, ia punya keinginan yakni membantu perekonomian keluarga dan membahagiakan sang ibu.

"Penginnya ya bisa sembuh, bisa membahagiakan orang tua."

Upayakan Bantuan

Sementara itu Dukuh Jati, Susi Windarti, membenarkan kondisi salah seorang warganya yang lumpuh dan hidup dalam belenggu kemiskinan. Pihak dusun kata Susi juga sudah berupaya memberikan bantuan.

"Iya memang benar, Mas Arifin itu sudah lama lumpuh dan yang menghidupinya itu ibunya (Sutinah). Terkait bantuan sudah kami upayakan, termasuk ada bantuan juga dari masyarakat untuk merenovasi rumah," ucapnya.

Susi mengatakan keluarga Arifin hanya sebagian sebagian kecil dari potret kemiskinan di wilayah Jati. Ia berujar mayoritas warga di Jati hidup di bawah garis kemiskinan. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani dengan penghasilan pas-pasan.

"Dari 68 kepala keluarga di sini, kebanyakan itu petani. Mayoritas ini hidup di bawah garis kemiskinan dan masuk dalam program bantuan pemerintah," ujar Susi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads