Desa Wonosoco Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diterjang banjir bandang dua kali dalam sebulan ini. Banjir bandang ini diduga dipicu karena kondisi Pegunungan Kendeng yang kian gundul. Lalu seperti apa penampakannya?
Untuk diketahui, Pegunungan Kendeng berada di wilayah Kudus bagian selatan. Pegunungan Kendeng ini menghubungkan tiga daerah, yakni Kabupaten Kudus, Pati dan Grobogan. Sedangkan Desa Wonosoco Kecamatan Undaan berada di lereng Pegunungan Kendeng bagian utara.
Jarak dari Balai Desa Wonosoco menuju ke Pegunungan Kendeng sekitar 500 meter. Pantauan detikcom, Rabu (1/12), kondisi Pegunungan Kendeng dari kejauhan tampak kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pegunungan yang membentang di tiga kabupaten itu terlihat tandus. Dari kejauhan hanya terlihat beberapa batang pohon yang masih berdiri di tengah lahan tandus.
Kepala Desa Wonosoco, Setiyo Budi, menyebut banjir bandang kali ini merupakan yang terparah di bulan November. Menurutnya, tandusnya Pegunungan Kendeng menjadi salah satu pemicu banjir.
"Dua kali terjadi banjir bandang, tanggal 2 November dan 29 November 2021 yang lebih besar. Memang bisa dikatakan rutin setiap tahun. Kondisi hutan di Pegunungan Kendeng seperti ini terus ya, kaitannya dengan bencana tidak semakin ringan malahan semakin berat," kata Setiyo Budi kepada wartawan ditemui di Balai Desa Wonosoco, Kudus, Rabu (1/12/2021).
Budi mengatakan banjir bandang di daerahnya disebabkan karena kondisi Pegunungan Kendang yang gundul. Terutama di bagian perbatasan dengan Kabupaten Pati. Dari catatannya, sejak delapan tahun terakhir terjadi banjir bandang tahunan di Wonosoco.
"Karena Pegunungan Kendeng ini secara lereng kemiringan ke arah sini. Kita sudah delapan tahun ini, skala banjir ukuran kan beda-beda. Ada kecil, sedang, besar. Lha ini yang datangkan mbahnya (besar), kalau yang datang anaknya kemarin (awal bulan November 2021)," terang dia.
Dia menyebut Pegunungan Kendeng yang berada di wilayah Pati seluas 200 hektare dalam kondisi kritis. Dia mengaku hanya bisa pasrah karena hal itu menjadi kewenangan dari daerah tetangga.
"Kalau hutan di Kudus itu malah masih ada pohonnya, masih bagus. Luasan di Kudus ini 160 hektare. Perhutani yang masuk di wilayah Kudus di Wonosoco masih ada pohon jati, trembesi masih ada. Yang kritis itu milik wilayah Pati, di Pati yang kritis sekitar ada 200 hektare," ujarnya.
Budi pun mengaku kesulitan untuk upaya penghijauan di Pegunungan Kendeng yang kritis, karena berada di wilayah Pati. Di sisi lain, banjir bandang di Wonosoco dipicu kondisi Pegunungan Kendeng yang kian gundul.
"Kan masing-masing desa punya LMDH masing-masing, lha itu perbedaan itu pangkuan mengakibatkan kewenangan kita terbatas. Sedangkan air yang turun seperti itu. Air yang dikirim kebanyakan dari wilayah Pati, sehingga kita tidak mempunyai kewenangan untuk nyemprit he aja dipateni (jangan dimatikan) dan sebagainya kita tidak bisa. Itu yang mengatur kan Perhutani," ungkap Budi.
Dia mengaku hanya bisa melakukan antisipasi dengan pembangunan, seperti pembuatan talut dan melebarkan jembatan. Namun hal tersebut tidak cukup untuk mengatasi persoalan banjir bandang yang rutin datang tiap tahunnya.
"Antisipasi kita sudah melakukan berbagai upaya membuat talut gorong-gorong dan melebarkan jembatan. Kedua harapan ada penanganan dampak bencana cek dam atau sabuk dam terus ada embung. Dengan harapan buat nahan arus terus yang permanen harus reboisasi," jelas Budi.
Diwawancarai terpisah, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Budi Waluyo menjelaskan pihaknya sudah melakukan penindakan usai banjir menerjang Wonosoco. Di antaranya membersihkan lumpur sisa banjir hingga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.
Selengkapnya di halaman berikut...
"Dari pemkab sendiri sudah memberikan satu melakukan penindakan pascaterjadi bencana, membantu masyarakat tentang membersihkan sisa lumpur sisa banjir bandang. Kedua menyalurkan bantuan baik logistik maupun berupa material," ujar BW sapaan karibnya, saat dihubungi detikcom via telepon siang ini.
BW mengaku sudah berkoordinasi dengan pemda sekitar terkait penghijauan di Pegunungan Kendeng. Dia menyebut daerah Kendeng yang kritis masuk di wilayah Pati dan Grobogan sehingga perlu berkoordinasi dengan dua daerah tetangga itu.
"Untuk pencegahan sendiri kita sudah berkoordinasi dengan Perhutani dan juga Pemkab Grobogan untuk melakukan penanaman pohon di atas, karena lahan yang kritis itu bagian dari wilayah Grobogan," jelas BW.
"Ini butuh proses untuk menghijaukan kembali di wilayah Kendeng. Wilayah Kudus sudah tertanami cuma di atas wilayah (wilayah bagian atas Pegunungan Kendeng) Grobogan dan itu juga termasuk di wilayah Pati. Kita juga berkoordinasi dengan Pati ke depan bagaimana untuk mengatasi seperti ini, karena setiap tahun ada banjir bandang di wilayah Wonosoco," sambung dia.
Baca juga: 3 Hal Istimewa Tentang Yogyakarta |