Masa Lalu Gunung Kemukus, Geger Ritual Seks hingga Disorot Media Asing

The New Kemukus

Masa Lalu Gunung Kemukus, Geger Ritual Seks hingga Disorot Media Asing

Andika Tarmy - detikNews
Minggu, 28 Nov 2021 18:30 WIB
The New Kemukus, Sragen.
The New Kemukus, Gunung Kemukus Sragen. (Foto: dok Kominfo Kabupaten Sragen)
Sragen -

Menjelma jadi objek wisata cantik yang bisa dikunjungi keluarga, Gunung Kemukus pernah membuat heboh hingga menjadi sorotan media asing dengan sebutan Sex Mountain pada akhir 2014 silam. Sejak saat itu, stigma ritual seks bebas pun makin nempel pada objek wisata yang terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini. Seperti apa cerita masa lalu Gunung Kemukus?

Situs berita dailymail salah satunya saat itu memuat berita terkait Gunung Kemukus pada 18 November 2014 lalu. Berita itu menggambarkan Gunung Kemukus sebagai Gunung Seks, di mana peziarah harus melakukan ritual seks agar keinginannya dikabulkan.

Saat itu, detikcom sempat mewawancarai salah seorang warga yang pernah datang ke lokasi wisata ini, Adi namanya. Menurutnya, ada sebagian yang percaya bahwa zina di kawasan tersebut merupakan jalan mendapatkan kekayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya sempat ketemu mbak-mbaknya (PSK). Sudah tua-tua. Di atas 40 tahun," kata Adi saat berbincang dengan detikcom, Selasa (25/11/2014) lalu.

Adi yang berusia sekitar 40-an tahun saat itu menjelaskan para PSK tetap dicari hanya karena ada mitos tentang ritual seks. Sebagian orang yang datang ke Gunung Kemukus kala itu memang orang yang mempercayai zina dengan perempuan di kawasan tersebut merupakan jalan mendapatkan kekayaaan.

ADVERTISEMENT

Para PSK saat itu berjumlah puluhan dan dilindungi germo. Mereka melayani pelanggan di gubuk-gubuk non permanen. Berapa tarif mereka?

"Puluhan ribu. 50-an (Rp 50 ribu)," ungkap Adi.

Winarto warga lain asal Sragen menceritakan sehari-hari kawasan Gunung Kemukus tak terlalu ramai. Di musim hujan, jembatan menuju kawasan tersebut tergenang air. Jadi butuh perahu untuk sampai ke sana.

"Ramainya ya pas Jumat Pon. Yang datang ya yang percaya ritual itu (seks untuk pesugihan)," kata Winarto kepada wartawan tujuh tahun silam.

Winarto yang tinggal pada jarak 3-4 km dari Gunung Kemukus ini mengaku sering bertemu dengan orang yang hendak ke Kemukus. Sebagian di antaranya benar-benar mau berziarah, sisanya tak jelas.

"Mungkin yang tak jelas itu yang mau ritual," tutupnya.

Dalam catatan detikcom, sorotan media asing ini membuat pemerintah setempat kebakaran jenggot. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bahkan menyebut praktik ritual seks ini sebagai aliran sesat dan akan segera melakukan penertiban di wilayah itu.

"Apakah kita membolehkan prostitusi bebas dan aliran sesat?" kata Ganjar, Selasa (25/11/2014).

Ganjar mewanti-wanti, yang dia tertibkan adalah prostitusi bukan para peziarah ke kawasan itu.

"Apakah ritual seks bebas diizinkan? Ziarah silakan, ritual seks bebas jangan," tegas Ganjar.

Menurut Ganjar, seharusnya wisata di Gunung Kemukus merupakan wisata religi, namun terjadi penyimpangan bahkan menjadi prostitusi terselubung. Oleh sebab itu pihaknya ingin melibatkan tokoh masyarakat dan agama untuk menyingkirkan penyimpangan wisata di Gunung Kemukus.

"Sebenarnya religi, ada PAD-nya. Saya intinya sampaikan saja, ziarah silakan tapi ritual seks jangan. Sudahlah, kalau ritual seks jangan, maka yang menyimpang itu saja yang dibersihkan, saya ingin ajak seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bisa terlibat," terangnya.

Ganjar saat itu menerangkan ritual seks yang terjadi di Gunung Kemukus termasuk pembelokan kultur dan kurangnya pengetahuan. Maka sangat perlu adanya sosialisasi di wilayah itu.

"Ini pembelokan tidak pas. Mau kaya kok 'gitu' dulu bukan sama pasangan. Mari buat pelatihan biar ngerti persis, sosialisasi di remote area," kata Ganjar

Bupati Sragen kala itu, Agus Fatchurrachman, setuju dengan usulan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Agus akan segera melakukan langkah membersihkan Gunung Kemukus dari upacara sesat ritual seks.

"Kalau Pak Gubernur mau gitu, ya cocok saya. segera kita wujudkan," kata Agus, Selasa (25/11/2014).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Saksikan juga 'Miris, Ruang Kelas di Sragen Nyaris Roboh-Tak Layak Huni':

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Agus, Pemkab Sragen sudah melakukan langkah guna membersihkan areal tempat bersejarah itu. Di Gunung Kemukus ada makam Pangeran Samudero, tapi banyak yang menyalahgunakannya malah memuja kekayaan dengan cara sesat melakukan ritual seks.

"Sebenarnya kami juga sudah rapat internal membahas itu. Kami memang akan segera melakukan penertiban," terang Agus.

Bagaimana langkah penertibannya? Agus menguraikan, pastinya caranya berbeda dengan yang ada di Dolly atau di Sarkem.

"Karena Gunung Kemukus memang bukan lokalikasi. Kegiatan itu memang ada, tapi hanya menumpang dalam ritual utamanya, yaitu ziarah," tuturnya.

Medio Desember 2014, Pemkab Sragen mulai menutup lokasi persewaan karaoke di sekitar lokasi Kemukus. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, lebih dari 60 tempat.

Tempat yang dipakai biasanya di warung-warung atau di rumah penduduk. Di tempat itulah biasanya transaksi seks dilakukan pengunjung dengan perempuan-perempuan penghibur yang sudah mangkal di tempat itu.

"Seperti janji saya sebelumnya. Kita tidak boleh gegabah menangani kasus prostistusi di Gunung Kemukus karena karakternya beda dengan lokalisasi. Di sini prostitusi itu hanyalah penumpang gelap dari ritual tradisi ziarah. karena itu yang kami lakukan adalah, menutup semua celah terjadinya prostitusi namun tetap menjaga kelangsungan tradisi ziarahnya," ujar Agus dihubungi detikcom, Jumat 5 Desember 2014.

Di masa kini, Pemkab Sragen Jawa Tengah tengah berupaya mengikis stigma ritual seks yang selama ini melingkupi objek wisata Gunung Kemukus. Lokasi itu menjelma menjadi tempat wisata The New Kemukus berkonsep wisata ziarah dan keluarga.

Objek wisata Makam Pangeran Samudro di kawasan wisata Gunung Kemukus selama ini memang lekat dengan stigma ritual seks bebas. Terakhir, objek wisata ini membuat gempar usai dimuat oleh salah satu situs berita luar negeri dengan sebutan Sex Mountain pada 2014 lalu.

Penanggungjawab Objek Wisata Gunung Kemukus, Marcelo Suparno, mengataikan upaya untuk menghilangkan stigma ritual seks di kawasan Kemukus, mendapatkan sambutan positif dari pemerintah pusat. Melalui Kementerian Pariwisata dan Kementerian PUPR, menggelontorkan dana hingga puluhan miliar untuk penataan kawasan wisata Gunung Kemukus.

"Tujuannya mengubah stigma negatif yang telah ada sejak dulu menjadi positif. Membuat New Kemukus yang nyaman untuk keluarga maupun peziarah," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (28/11/2021).

Penataan kembali kawasan wisata Gunung Kemukus ini sudah dimulai sejak Oktober 2020 lalu. Targetnya, proses revitalisasi ini selesai pada Desember mendatang.

Dengan adanya penataan ini, lanjutnya, wajah Kemukus pun berubah total. Suparno menyebut setidaknya ada delapan bangunan baru yang kini menghiasi New Kemukus.

"Di timur jembatan Barong, dibangun terminal pengunjung dan lokasi kuliner. Sementara di gerbang jembatan, ada tugu yang sakral dan megah sebagai ikon baru New Kemukus," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads