Menengok Eks Lokalisasi Gribig Kudus yang Kini Disulap Jadi Peternakan

Menengok Eks Lokalisasi Gribig Kudus yang Kini Disulap Jadi Peternakan

Dian Utoro Aji - detikNews
Sabtu, 27 Nov 2021 18:39 WIB
Penampakan peternakan di lahan eks lokalisasi Gribig Kudus
Penampakan peternakan di lahan eks lokalisasi Gribig Kudus (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Kudus -

Tanah eks lokalisasi di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kini disulap jadi sentra peternakan. Bekas tempat lokalisasi yang dulu populer di Jateng itu kini menjadi 'rumah' bagi hewan ternak.

Hamparan tanah luas yang berada di Desa Gribig, Kecamatan Gebog dulunya dikenal sebagai tempat lokalisasi. Warga dulunya sekitar tahun 1970-an mengenal tempat lokalisasi itu dengan sebutan Kompleks Gribig Mojodadi.

Kompleks Gribig Mojodadi itu lokasinya tak jauh dari permukiman warga. Lokasi tersebut berada di sebelah barat Pasar Desa Gribig. Tempat itu sempat terbengkalai dari tahun 1997 hingga 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini lokalisasi itu tinggal kenangan, tak ada lagi gemerlap lampu yang tersisa hanya hamparan tanah seluas sekitar empat hektare. Saat ini ada bangunan kandang hewan ternak, dari ternak ayam, kambing, hingga kerbau.

"Sebelum tahun 1997 itu sudah ada (kegiatan lokalisasi). Desa Gribig itu kan pikirannya ya kompleks prostitusi itu, namun tahun 1997 sudah tidak, ketika reformasi itu," kata Kasi Produksi dan Kesehatan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Sidi Pramono saat dihubungi detikcom lewat sambungan telepon, Sabtu (27/11/2021).

ADVERTISEMENT

"Kan tanahnya daripada terbengkalai tempatnya strategis dan bagus untuk berternak. Baru dimulai 2020 hingga sekarang," sambung dia.

Sidi menyebut pada 1970-an di lokasi itu dikenal sebagai tempat prostitusi. Kala itu, para pekerja wanita datang dari berbagai daerah di sekitar Kudus.

Setelah lokalisasi itu ditutup, lahan yang merupakan tanah bengkok desa itu akhirnya dimanfaatkan sebagai sentra ternak.

"Di situ kan bekas lokalisasi, konsepnya dari kita itu kan peternaknya yang menghendaki ternak itu kan harus jauh dari permukiman warga. Terus di situ ada disambut baik oleh pihak desa dan akhirnya ada di sana," ujar dia.

Selengkapnya di halaman berikut...

Sidi mengatakan ada aneka hewan ternak yang dipelihara di bekas lokalisasi itu. Mulai dari ayam, kambing, dan kerbau. Total sudah ada 16 peternak yang menggunakan lahan bekas lokalisasi tersebut.

"Itu ada 12 kandang kambing dan domba, rata-rata kambing ada 200-an ekor. Terus kerbau ada baru satu kandang. Terus ada kandang ayam petelur satu populasinya sekitar 1.500 ekor ayam," ungkap Sidi.

"Ini sekitar ada 16 an peternak, cuma ada beberapa kandang-kandang yang belum ditempati. Ada beberapa kandang yang belum diisi. Baru 16 peternak sementara," sambung dia.

Sidi menambahkan ke depan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus akan mendukung adanya sentra ternak bagi masyarakat desa. Tak hanya itu ke depan juga akan dikembangkan menjadi edu wisata bagi masyarakat.

"Kita support dengan pembinaan dengan kesehatan, terus ada produksi pakan yang bekas ternak. Kemudian kita salurkan ke sana untuk kelompok di sana. Nantinya di sana ada konsep edu wisata. Ada beberapa anggota kelompok yang usaha getuk goreng dan getuk pelangi. Limbah ketelanya dimanfaatkan untuk pakan ternaknya," ungkap Sidi.

Penampakan peternakan di lahan eks lokalisasi Gribig KudusPenampakan peternakan di lahan eks lokalisasi Gribig Kudus Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

Diwawancarai terpisah, salah satu warga, Ragio (60) menuturkan peternakan di lahan lokalisasi itu dimulai sejak tahun 2020. Dia bersama belasan peternak lainnya mengembangkan ternak di bekas lokalisasi itu.

"Sekarang diubah menjadi peternakan. Saya punya domba ada 42 ekor. Harapannya nambah dan usahanya lancar," kata Ragio kepada wartawan ditemui di lokasi siang ini.

Ragio mengatakan bubarnya tempat lokalisasi di kompleks tersebut karena warga merasa geram. Hingga akhirnya warga melakukan aksi untuk membubarkan lokalisasi yang cukup dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970-an.

"Dulunya ini tempat lokalisasi sekitar sejak tahun 1970 sampai dengan 1997 hancurnya itu karena warga protes pada demo. Dulunya bangunan berupa perumahan, ceritanya orangnya dari mana saja, dari Jakarta, Jepara, dulu orang-orangnya," ungkap dia.

"Dulu cukup dikenal luas, bahkan sampai Jakarta lah. Dulu orang mengenalnya tahu, kompleks Gribig Mojodadi," sambung dia.

Halaman 3 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads