Ketua PDIP Salatiga Mundur, Serang Bambang Pacul-Singgung Mahar Politik

Terpopuler Sepekan

Ketua PDIP Salatiga Mundur, Serang Bambang Pacul-Singgung Mahar Politik

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Minggu, 14 Nov 2021 12:22 WIB
Semarang -

Kader PDIP senior, Teddy Sulistio, blak-blakan mengungkapkan alasannya mundur sebagai Ketua DPC PDIP Kota Salatiga dan anggota DPRD. Teddy juga sempat dipanggil oleh DPP PDIP soal itu.

Ia sempat menjelaskan beberapa aturan partai yang tidak ditegakkan, kemudian diskriminasi antara lain perlakuan oknum pelaku korupsi seperti mantan Bupati Purbalingga Tasdi yang langsung dipecat partai, tapi tidak dengan Mantan Mensos Juliari Batubara. Kemudian Teddy juga bicara soal dugaan mahar politik dan menyoroti rangkap jabatan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.

"Mas Tasdi Purbalingga, naik jadi bupati, keseleo, ketangkep KPK, pagi hari langsung DPP, pecat. Juliari sampai sekarang tidak dipecat, diskriminatif nggak? Ini apa, Juliari itu siapa, Bambang Pacul itu siapa?" kata Teddy, Minggu (7/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal Bambang Pacul yang memegang dua jabatan di DPP PDIP Bidang Pemenagan Pemilu dan sekaligus DPD PDIP Jateng, menurutnya berdampak pada tanggungjawab di DPD PDIP Jateng terbengkalai. Teddy mengaku tidak ingin kader di DPC hanya jadi pijakan.

"Ketika Pilkada Salatiga, Banjarnegara bersama lima kabupaten kota, ditinggal. Pak Pacul perhatiannya lebih ke Ahok dan Djarot saat itu sehingga setelah Pilkada dan kalah kita di-BKO-kan memenangankan Ahok-Djarot, 90 persen kita menangkan, dananya ratusan juta. Ketua DPD apa DPP ini? Kan confuse, tanggungjawab Ketua DPD nggak ada," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Teddy juga menyoal stigma 'kader celeng' yang dilontarkan Bambang Pacul kepada kader yang mendukung kader lainnya untuk jadi capres sebelum ada keputusan dari Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Sekarang (Bambang Pacul) ngomongin kadernya celeng. Sekarang Mas Pacul sosialisasi Mbak Puan sebelum rekomendasi (diputuskan Megawati). Mbok sudah, sebelum rekomendasi semua dilarang. Selesai," tegasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Pengunduran diri Teddy dari Ketua DPC PDIP Salatiga dan anggota DPRD Salatiga cukup mengejutkan karena Teddy merupakan kader senior yang dikenal loyal. Mengingat orang tuanya yakni Djatmiko Wardoyo dan Sri Utami juga merupakan kader sesepuh PDIP. Namun Teddy mengaku sudah memilkirkan keputusannya itu beberapa tahun belakangan.

"Kalau saya mundur setelah pelantikan DPRD, (nanti ada yang bilang) 'nah ra dadi ketua DPRD mutung (ngambek)', saya masih jaga marwah keluarga saya. Kalau terlalu dekat 2024, dikira ngerjain partai. Ini biar regenerasi berjalan baik," ujarnya.

DPP PDIP lewat Sekjen, Hasto Kristiyanto, kemudian memanggil Teddy. Teddy dan Hasto akhirnya bertemu di Jakarta pada Senin (8/11) lalu. Teddy mengaku sudah menyampaikan semua masukannya untuk partai kepada Hasto saat itu. Teddy juga mengatakan dirinya sangat mencintai PDIP sehingga merasa kecewa ketika banyak perubahan di partainya itu.

"Mas Hasto terbuka. Masukan saya dicatat baik," ujar Teddy.

"Yang paling jadi berita, mahar politik. Saya sampaikan silakan konfirmasi ke Bang Dance (Ketua DPRD Kota Salatiga saat ini), Dance ngomong sama saya sendiri. Mas Hasto katakan kalau ada yang minta duit ke seseorang atas nama sebuah rekomendasi yang turun, oknum itu akan dipecat," imbuhnya.

detikcom sempat bertemu dengan Dance, tapi ia enggan berkomentar soal itu. Sementara itu Teddy menjelaskan jika memang ada dana gotong royong di partainya untuk membantu daerah lain yang membutuhkan. Namun jika memang dana gotong royong, seharusnya Teddy selaku ketua partai tahu sejak awal dan resmi.

"Kalau untuk gotong royong partai ya setuju, tapi kan saya ketua partai, harusnya diberitahu ya, Ketua DPRD Salatiga kan aset saya, kepanjangan tangan saya. Kalau Pak Dance diminta kontribusi membantu daerah lain kan bukan tanggung jawab pribadi, harusnya kolektif. Mungkin ada miskomunikasi yang harus diluruskan," terangnya.

Teddy juga dipanggil oleh pengurus DPD PDIP Jateng...

Teddy juga sempat dipanggil oleh DPD PDIP Jateng hari Selasa (9/11) lalu. Ia ditemui oleh Sekretaris DPD PDIP Jateng Bambang Kusriyanto, Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai Bambang Sukarno, Wakil Ketua Bambang Haryanto, Wakil Ketua Alwin Basri, Wakil Ketua Sumanto, Wakil Ketua Joko Purnomo, Wakil Ketua Abang Baginda dan Wakil Sekretaris Eko Susilo. Pertemuan itu, kata Teddy, hanya berlangsung selama lima menit.

"Agenda hanya bacakan surat dari saya. Pak Bambang Sukarno menanyakan apakah benar surat (pengunduran diri) dari saya. Pak Bambang katakan surat akan ditindaklanjuti ke DPP, walau saya sendiri sudah langsung ke DPP. Otoritas keputusan ada di Bu Ketum. Ada pada Ibu Ketum apakah dikabulkan atau tidak," jelas Teddy usai keluar dari kantor DPD PDIP Jateng, Semarang, Selasa (9/11).

"Kemudian 'apakah mas Teddy memahami?', 'Saya memahami'. Saya orang lama. Kemudian Pak Bambang Sukarno, 'rapat selesai, kita akhiri' dan pekik merdeka," lanjutnya menceritakan jalannya pertemuannya dengan pengurus DPD.

Sementara itu di kantor DPD PDIP Jateng, para pejabat partai sepakat untuk tidak memberikan komentar terlebih dahulu soal Teddy. Termasuk soal pernyataan Teddy soal alasannya mundur dari jabatan Ketua DPC PDIP Salatiga.

Halaman 2 dari 3
(alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads