7 Fakta Buruknya Pelayanan, Persalinan di Puskesmas Blora Diterangi Senter HP

Round-Up

7 Fakta Buruknya Pelayanan, Persalinan di Puskesmas Blora Diterangi Senter HP

Febrian Chandra - detikNews
Selasa, 02 Nov 2021 08:03 WIB
Cerita ibu melahirkan di Puskesmas pakai senter HP karena mati listrik, Blora, Senin (1/11/2021).
(Foto: tangkapan layar media akun M Haris Suhud)

Salahkan panel genset

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat mengatakan pihaknya sudah mengetahui permasalahan tersebut.

"Itu sudah dijawab, genset di Puskesmas Todanan berfungsi tapi panelnya tidak otomatis perlu waktu sekitar 5 sampai 10 menit untuk memindahkan arus. Itu tindakannya memang darurat. Memakai penerangan seadanya tidak dibiarkan gelap-gelapan," ujar dia saat dihubungi detikcom.

Lalu bagaimana soal ibu melahirkan pada bulan Agustus dengan kondisi gelap-gelapan di puskesmas itu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waduh saya tidak bisa memonitor satu-satu masalah kecil-kecil seperti itu nggak cukup waktu. Anda langsung ke Kepala Puskemas saja ya," kata Edi.

Main feeling ala Bupati Blora

"Tadi sudah langsung saya minta untuk menindaklanjuti. Hal itu saya perlu laporan dan kronologis kejadian, biar dikroscek terlebih dahulu. Kita tidak boleh mendengarkan informasi satu arah," kata Bupati Blora Arief Rohman saat dihubungi detikcom, Senin (1/11).

ADVERTISEMENT

Arif mengatakan pihaknya akan mengerahkan tim untuk memberikan klarifikasi. Menurutnya, pihaknya hanya bisa mengkoordinasi dan tidak bisa menyalahkan PLN sebagai BUMN penyedia layanan listrik.

"Intinya kita itu pelayanan tetap utama. Pasti ada kendala kendala teknis di lapangan. Seperti PLN itu kan bukan organisasi yang bisa kita perintah. Kita mesti koordinasikan. Itu BUMN tidak anak buah saya, kalau terus saya maki-maki PLN ya nggak baik juga. Itu mitra kita," terangnya.

Arief lalu bicara soal genset yang tak bisa langsung menyala ketika listrik mati. Menurutnya kisah soal ibu hamil yang melahirkan dengan cahaya HP terlalu didramatisir.

"Kalau feeling saya, untuk menghidupkan genset itu kan perlu waktu 5-10 menit. Saya kira tidak sedramatisir seperti yang diceritakan. Makanya perlu di tabayun kan (klarifikasi) terlebih dahulu," ungkapnya.

Kepala Puskesmas Todanan akui kejadian itu

"Saat itu, kondisi listrik PLN memang sering padam, dan kebetulan pada siang hari kondisi genset habis dilakukan maintenance. Namun setelah dilakukan maintenance kondisi genset belum stabil. Mati, hidup lagi. Baru dihidupkan 10 menit, mati lagi. Seperti itu," ujar Kepala Puskesmas Todanan Rismiyati saat dihubungi detikcom, Senin (1/11).

Pihaknya juga tidak menampik cerita tentang kondisi seorang pasien yang harus menjalani pemasangan infus dengan keadaan gelap-gelapan gegara mati listrik. Dia mengatakan perlu waktu beberapa menit untuk menyalakan genset.

"Kalau itu, kondisi dari ruang UGD menuju ruang genset memang diperlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk menyalakan. Pasien juga tidak kita tinggal, kita dampingi," jelasnya.

Dia membenarkan cerita yang diposting oleh akun M Haris Suhud di media sosial itu. Dia mengatakan telah menindaklanjuti di antaranya dengan segera melakukan pengadaan genset otomatis.

"Setelah kita klarifikasi memang betul. Tapi kita langsung menindaklanjuti," ungkapnya.

"Ini sudah kita tindak lanjuti. Segera kita lakukan pengadaan genset otomatis. Begitu," pungkas Rismiyati.


(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads