7 Fakta Buruknya Pelayanan, Persalinan di Puskesmas Blora Diterangi Senter HP

Round-Up

7 Fakta Buruknya Pelayanan, Persalinan di Puskesmas Blora Diterangi Senter HP

Febrian Chandra - detikNews
Selasa, 02 Nov 2021 08:03 WIB
Cerita ibu melahirkan di Puskesmas pakai senter HP karena mati listrik, Blora, Senin (1/11/2021).
(Foto: tangkapan layar media akun M Haris Suhud)
Blora -

Postingan curhatan seorang warga di Kecamatan Todanan, Blora, Jateng, tentang buruknya pelayanan publik, menjadi viral. Postingan itu diunggah oleh M Haris Suhud di akun Facebook pribadinya. Berikut fakta-fakta dalam peristiwa tersebut.

Curhat buruknya pelayanan publik

M Haris Suhud memposting begitu buruknya pelayanan publik yakni bidang kesehatan dan kinerja PLN. Hal itu di curhatan dalam sebuah postingan di Facebook:

"ini cerita ibu - ibu melahirkan di puskemas Todanan saat mati lampu di bulan Agustus lalu. Sekarang saat makan di warung tadi malam, ada bapak - bapak cerita kalau orang tuanya di infus dan bertepatan dengan mati lampu juga. Ayolah berbenah... Hari gini masih busuk saja pelayanannya @plnulpblora @plnup3kudus nah untuk pak H. Arief Rohman, SIP, M. Si sepetinya bapak perlu memastikan genset puskesmas Todanan berfungsi dengan baikbaik pak. Ini berkaitan dengan nyawa orang lo. Sekarang lahiran gak boleh dirumah sendiri. Tapi di puskesmas saja kayak begini. Mati lampu ganset gak berfungsi. Tahu sendiri kan @plnulpblora busuk dan lambat pelayanannya. Jadi segera diperbaiki yang sekiranya bisa cepat diperbaiki pak H. Arief Rohman, SIP, M. Si."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persalinan hanya diterangi senter HP

Saat dihubungi detikcom, Haris Suhud mengatakan peristiwa itu terjadi pada akhir Agustus 2021. Saat itu, ada seorang ibu yang merupakan temannya akan melahirkan di Puskemas Todanan, Blora.

"Namun keadaan saat itu mati listrik. Dibawa ke puskesmas sekitar habis isya. Saat proses bersalin keadaan listrik padam hingga proses persalinan selesai sekitar pukul 23.30 WIB, listrik masih padam. Jadi selama proses bersalin penerangan menggunakan senter dan lampu HP milik si suami dan bidan," kata Haris saat dihubungi detikcom.

ADVERTISEMENT


Dipasangi jarum infus dalam kondisi mati lampu

Selain peristiwa itu, ada seorang bapak yang sedang sakit di puskesmas itu yang hendak dipasang infus tapi keadaan listrik padam.

"Kalau listrik padam masih sering terjadi sampai sekarang," terangnya.

"Sekarang saat makan di warung tadi malam, ada bapak - bapak cerita kalau orang tuanya di infus dan bertepatan dengan mati lampu juga. Ayolah berbenah... Hari gini masih busuk saja pelayanannya," cuplikan potongan curhatan Haris di Facebook.

Dia berharap kepada Bupati Blora Arief Rohman agar melakukan perbaikan pelayanan kesehatan dan listrik PLN di Kabupaten Blora.

"Nggak usah muluk-muluk lah. Perbaiki masalah elementer atau mendasar dulu. Seperti jalan, pelayanan kesehatan dan listrik PLN," katanya.


PLN akui sering ada pemadaman listrik

Kepala PLN ULP Blora Andri Yoga Pratama mengakui adanya pemadaman di area Kecamatan Todanan saat itu.

"Sering mati lampu yang diakibatkan cuaca ekstrem karena pohon tumbang," kata Yoga.

"Terakhir memang padam karena ada pohon tumbang di daerah dekat Goa Terawang. Karena memang cuacanya ekstrem," tlanjutnya.

Yoga mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi terkait kejadian yang disampaikan Haris melalui media sosial. Dia juga sudah mencoba menghubungi Haris dan menjelaskan terkait situasi akibat cuaca ekstrem waktu itu.

"Pada prinsipnya kami dari PLN tetap berkomitmen secepatnya untuk menangani gangguan listrik seperti akibat cuaca ekstrem yang mengakibatkan pohon tumbang dan mengganggu jaringan listrik," jelasnya.



Selanjutnya: panel genset yang dipersalahkan...

Salahkan panel genset

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat mengatakan pihaknya sudah mengetahui permasalahan tersebut.

"Itu sudah dijawab, genset di Puskesmas Todanan berfungsi tapi panelnya tidak otomatis perlu waktu sekitar 5 sampai 10 menit untuk memindahkan arus. Itu tindakannya memang darurat. Memakai penerangan seadanya tidak dibiarkan gelap-gelapan," ujar dia saat dihubungi detikcom.

Lalu bagaimana soal ibu melahirkan pada bulan Agustus dengan kondisi gelap-gelapan di puskesmas itu?

"Waduh saya tidak bisa memonitor satu-satu masalah kecil-kecil seperti itu nggak cukup waktu. Anda langsung ke Kepala Puskemas saja ya," kata Edi.

Main feeling ala Bupati Blora

"Tadi sudah langsung saya minta untuk menindaklanjuti. Hal itu saya perlu laporan dan kronologis kejadian, biar dikroscek terlebih dahulu. Kita tidak boleh mendengarkan informasi satu arah," kata Bupati Blora Arief Rohman saat dihubungi detikcom, Senin (1/11).

Arif mengatakan pihaknya akan mengerahkan tim untuk memberikan klarifikasi. Menurutnya, pihaknya hanya bisa mengkoordinasi dan tidak bisa menyalahkan PLN sebagai BUMN penyedia layanan listrik.

"Intinya kita itu pelayanan tetap utama. Pasti ada kendala kendala teknis di lapangan. Seperti PLN itu kan bukan organisasi yang bisa kita perintah. Kita mesti koordinasikan. Itu BUMN tidak anak buah saya, kalau terus saya maki-maki PLN ya nggak baik juga. Itu mitra kita," terangnya.

Arief lalu bicara soal genset yang tak bisa langsung menyala ketika listrik mati. Menurutnya kisah soal ibu hamil yang melahirkan dengan cahaya HP terlalu didramatisir.

"Kalau feeling saya, untuk menghidupkan genset itu kan perlu waktu 5-10 menit. Saya kira tidak sedramatisir seperti yang diceritakan. Makanya perlu di tabayun kan (klarifikasi) terlebih dahulu," ungkapnya.

Kepala Puskesmas Todanan akui kejadian itu

"Saat itu, kondisi listrik PLN memang sering padam, dan kebetulan pada siang hari kondisi genset habis dilakukan maintenance. Namun setelah dilakukan maintenance kondisi genset belum stabil. Mati, hidup lagi. Baru dihidupkan 10 menit, mati lagi. Seperti itu," ujar Kepala Puskesmas Todanan Rismiyati saat dihubungi detikcom, Senin (1/11).

Pihaknya juga tidak menampik cerita tentang kondisi seorang pasien yang harus menjalani pemasangan infus dengan keadaan gelap-gelapan gegara mati listrik. Dia mengatakan perlu waktu beberapa menit untuk menyalakan genset.

"Kalau itu, kondisi dari ruang UGD menuju ruang genset memang diperlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk menyalakan. Pasien juga tidak kita tinggal, kita dampingi," jelasnya.

Dia membenarkan cerita yang diposting oleh akun M Haris Suhud di media sosial itu. Dia mengatakan telah menindaklanjuti di antaranya dengan segera melakukan pengadaan genset otomatis.

"Setelah kita klarifikasi memang betul. Tapi kita langsung menindaklanjuti," ungkapnya.

"Ini sudah kita tindak lanjuti. Segera kita lakukan pengadaan genset otomatis. Begitu," pungkas Rismiyati.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads