Museum ini menempati lahan seluas 3.620 m2 dan terdiri atas sejumlah bangunan seperti joglo (60m2), Rumah Notosudiro (475 m2), Rumah Armosudiro (250m2) dan petilasan tempat Pak Harto dilahirkan.
"Di sini pengunjung dapat mengapresiasi sejarah perjalanan hidup, kiprah, dan prestasi Presiden Republik Indonesia yang kedua ini sejak masa kecil hingga akhir hayatnya," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gatot mengatakan di Gedung Atmosudiro, bangunan yang tepat berada di sisi barat joglo, para pengunjung museum akan disuguhkan dengan perjalanan karir Presiden ke-2 RI itu. Untuk diketahui, nama Atmosudiro ditabalkan dari nama eyang Pak Harto.
"Dalam bangunan ini pengunjung akan disuguhi rangkaian visualisasi tonggak-tonggak penting perjalanan hidup Pak Harto. Dirancang dengan teknologi multimedia serta tata ruang artistik, sehingga seperti berjalan melintasi lorong waktu," ucapnya.
"Terus untuk selasar ruang karya berbentuk gulungan (rol) film berhiaskan sejumlah visualisasi singkat tentang Pak Harto, serta sebuah multimedia dengan layar sentuh yang menyajikan informasi lengkap seputar museum beserta koleksinya," lanjut Gatot.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyoroti keberadaan patung Presiden ke-2 RI Soeharto yang seakan-akan hilang di peredaran. Gatot berharap ada patung pendiri negara di Markas Kostrad sebagai simbol besarnya negara Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Gatot dalam acara Karni Ilyas yang disiarkan Karni di akun YouTube-nya bertajuk 'KOMUNIS BANGKIT LAGI?? JENDERAL GATOT: SAYA MEMBERIKAN WARNING!" - KARNI ILYAS CLUB'. Gatot menyoroti itu ketika ditanya tentang harapan Gatot usai peristiwa hilangnya hilangnya patung Soeharto dkk di Markas Kostrad.
"Bung Karni, di mana-mana patung Bung Karno ada, bahkan nama Soekarno-Hatta jalan ada, Pak Harto mantan presiden ada jasanya juga, mana sih ada patung? Hanya patung kecil seperti itu pun musnah. Ini kan suatu hal yang sangat ironis," lanjutnya.
(mbr/ams)