Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kompak menghadiri acara tradisi Yaqowiyu di Kabupaten Klaten, akhir pekan lalu. Kedatangan kedua sosok yang digadang maju nyapres ini dinilai sebagai bentuk komunikasi politik. Lantas bagaimana peluang duet keduanya di Pilpres 2024?
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Masudi menilai pertemuan keduanya merupakan kewajiban Ganjar sebagai gubernur untuk mendampingi menteri. Namun di balik itu ada bentuk komunikasi politik yang digambarkan oleh Ganjar dan Airlangga.
"Itu saya kira bentuk komunikasi politik yang wajar saja antara politisi. Ini merupakan bentuk komunikasi politik yang wajar antarpolitisi," kata Wawan saat dihubungi wartawan, Senin (27/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dekan Fisipol UGM itu menjelaskan komunikasi politik itu bisa berarti banyak hal. Salah satunya menunjukkan ada komunikasi antara kedua tokoh politik tersebut.
"Ya tentu tujuan komunikasi politik itu banyak hal lah ya, otomatis kalau dikaitkan dengan 2024 masih akan sangat jauh ya. Tetapi setidaknya bahwa para politisi, para figur utama yang punya potensi itu saling berkomunikasi satu sama lain," jelasnya.
Lantas adakah peluang Ganjar dan Airlangga berpasangan dalam Pilpres 2024 mendatang?
"Kalau menurut saya kok masih terlalu jauh ya untuk diprediksi sekarang. Maksudnya komunikasi yang ada itu belum akan ke arah pada proses untuk pengajuan calon presiden wapres. Masih belum ke situ," sebutnya.
Wawan berpendapat, bentuk komunikasi yang dilakukan para politikus saat ini masih belum bisa dibaca lebih jauh. Salah satu alasannya, kata dia, karena Pilpres 2024 masih lama.
"Artinya masih lama. Yang muncul sekarang adalah bentuk-bentuk komunikasi politik antarpolitisi belum bisa dibaca lebih jauh dari itu," ungkapnya.
Peta dukungan dan kekuatan Ganjar-Airlangga
Dari segi elektabilitas, Ganjar Pranowo masih menduduki survei teratas. Menurut Wawan, salah satu hal yang membuat popularitas Ganjar melejit yakni karena saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Artinya ketika beliau tidak menjabat nanti belum tentu juga popularitasnya akan tetap tinggi seperti kalau Ganjar ada di dalam spotlight pembicaraan politik," jelasnya.
Selain itu, Ganjar juga memiliki dukungan yang kuat dari masyarakat. Seperti diketahui, belakangan ini banyak muncul gerakan-gerakan yang mendukung Ganjar untuk maju dalam Pilpres 2024. Sebut saja Sahabat Ganjar, Ganjarist, Relawan JoMan, dan lain sebagainya.
Selengkapnya di halaman berikutnya...
Sementara Airlangga, menurut Wawan, elektabilitasnya masih jauh di bawah Ganjar. Meski begitu, saat ini Airlangga diusung oleh Partai Golkar untuk menjadi capres.
"Pak Airlangga sejauh ini kan tidak cukup populer ya, tidak cukup menarik minat masyarakat ya terkait dengan proses pencalonan presiden," sebutnya.
Kendati demikian, modal politik Airlangga disebut cukup kuat. Apalagi saat ini Airlangga duduk di kursi Menko Perekonomian. Selain itu, Airlangga merupakan Ketum Golkar.
"Ya ada upaya untuk mengkampanyekan tapi harus diingat modal Pak Airlangga secara politik lumayan kuat. Satu beliau sebagai menteri, kedua kemudian beliau Ketum Golkar," ungkapnya.
"Dalam artian dari sisi modal politik, Pak Airlangga itu ya cukup. Tetapi kan masalahnya kan tingkat popularitas atau kesukaan masyarakat kan faktornya macem-macem," pungkasnya.