Setelah mural corat-coretan berisi kritikan di Solo dihapus, kini muncul poster-poster kritikan tentang PPKM di tempat umum. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku terbuka dengan kritikan dari masyarakat.
Gibran sendiri belum mengetahui poster-poster kritikan yang tersebar di Solo. Menurutnya, petugas tetap akan membersihkan poster ataupun coretan yang tidak berizin.
"Saya lihat dulu. Kalau di tempat umum, di rumah-rumah orang, orangnya mungkin merasa terganggu, tidak nyaman, ya nanti kami bersihkan," kata Gibran saat dijumpai di Balai Kota Solo, Selasa (7/9/2021).
Namun hingga siang ini, terpantau poster-poster itu masih tertempel di tempatmya. Beberapa di antaranya berada di kawasan Ngarsopuro dan Koridor Gatot Subroto.
Adapun isi kritikannya antara lain 'Jualan Dipenjara, Nggak Jualan Mati Kelaparan'. Poster lain bertuliskan 'Berani membatasi, harus menghidupi'. Ada juga tulisan 'Kinerjanya yang diperbaiki bukan kritiknya yang dibatasi'.
Pada poster lain tertulis 'Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara'. Namun kata negara di situ dicoret dan diganti dengan kata 'sesama'.
Menanggapi kritik tentang sanksi penjara, Gibran menegaskan tidak ada warga yang dipenjara karena melanggar PPKM. Bahkan dia menyebut petugas juga tidak pernah memberi sanksi denda.
"Siapa yang dipenjara, nggak ada yang dipenjara di Solo. Kan sudah banyak sekali pelonggaran, siapa to yang dipenjara. Denda aja nggak kok. Paling ditegur Satpol PP," ujar dia.
Terkait tulisan tentang kritik yang dibatasi, Gibran juga menegaskan dirinya tidak pernah membatasi kritikan. Dia mempersilakan masyarakat memberi kritik melalui media yang sudah disediakan.
"Kritik nggak ada yang kita batasi, silakan. Bisa lewat nomor saya, bersurat, DM medsos. Kalau butuh saya datangi ya saya sowan," katanya.
Putra sulung Presiden Jokowi itu bercerita dirinya selama ini sudah banyak menerima masukan, baik melalui WhatsApp maupun audiensi secara langsung.
"Pedagang pasar sudah audiensi dengan kita, kemarin kita undang komunitas mural. Pelonggaran PTM sekarang ini kan juga dari masukan masyarakat, kita terbuka kok," pungkas Gibran.
(mbr/sip)