Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu lokasi yang terdampak pembangunan Tol Yogya-Bawen. Padukuhan ini menjadi daerah yang dibelah oleh jalan tol, dan nyaris separuh areanya terdampak karena dipakai untuk proyek tol.
Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi Heky Prihantoro mengatakan di Tirtoadi ada lima padukuhan yang terdampak pembangunan Tol Yogya-Bawen. Lokasi paling banyak terdampak yakni di Padukuhan Sanggrahan.
"Sanggrahan ini jalan tolnya membelah (padukuhan), pas di tengah padukuhan," kata Heky ditemui wartawan di Kantor Kalurahan Tirtoadi, Jumat (3/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kalurahan Tirtoadi, kata Heky, setidaknya ada 265 bidang tanah terdampak tol. Mayoritas bidang tanah yang terdampak itu ada di Sanggrahan.
"Bidang tanah warga yang terdampak itu hanya sekitar 265 bidang. Paling banyak di Padukuhan Sanggrahan itu hampir 90 rumah permukiman," jelasnya.
Heky menjelaskan wilayah Sanggrahan bukan hanya akan dilewati Tol Yogya-Bawen. Namun, juga ruas Tol Yogya-Solo.
"Kalau Sanggrahan hampir secara wilayah administrasi hampir separuh hilang untuk jalan tol yang Yogya-Bawen, belum lagi besok yang Yogya-Solo. Ketika itu digabungkan wilayah administrasi di Padukuhan Sanggrahan nantinya berkurang 50-an persen," ungkapnya.
Meski sebagian besar wilayah Sanggrahan terdampak tol, pemerintah setempat tidak akan melakukan relokasi. pihaknya, kata Heky, menyerahkan sepenuhnya kepada warga untuk menentukan tempat tinggalnya. Namun, mayoritas warga yang terdampak tol masih bertahan di Sanggrahan.
Baca juga: Ini Dia Tampang Begal Payudara di Purworejo |
"Tidak direlokasi. Kami dari pemerintah Kalurahan, kami percayakan sepenuhnya kepada warga untuk menggunakan uangnya. Tetapi mayoritas itu warga masih punya tanah di lain tempat dalam arti masih di wilayah Sanggrahan tetapi seadaanya," katanya.
"Dalam arti ada yang membangun di area persawahan karena memang tidak mau pindah dari Sanggrahan. Tetapi ada juga yang pindah keluar Sanggrahan," tambahnya.
Warga Padukuhan Sanggrahan juga mendadak jadi miliarder
Padukuhan Pundong bukan satu-satunya daerah yang terdampak tol Yogya-Bawen. Padukuhan Sanggrahan juga ikut dilewati proyek tol. Warga Sanggarahan pun kini mendadak jadi miliarder baru.
Salah seorang warga Sanggarahan Gudadi (57) rumahnya juga terdampak tol. Dari luas tanah sekitar 150 meter persegi, ia menerima ganti rugi sebesar Rp 1 miliar walaupun masih belum bisa dicairkan karena kendala administrasi.
"Tinggal nunggu ganti rugi. Iya kena rumah 150 meter. Iya (Rp 1 M) cuma sedikit. September ini cairnya, karena kemarin kurang tanda tangan satu lembar. Seharusnya kan pertama kali saya sudah dapat tapi berhubung ada yang keselip jadi belum bisa menerima," kata Gudadi ditemui di kediamannya hari ini.
Selengkapnya di halaman berikutnya..
Menurut Gudadi, sebagian warga telah menerima duit ganti rugi. Nominalnya juga mencapai miliaran Rupiah.
"Ya itu mungkin tidak sama. Untuk ganti rugi aja, ada Rp 4 miliar, Rp 8 miliar, ada juga yang Rp 1 miliar atau di bawahnya. Ya lihat-lihat keadaan," terang dia.
Menurutnya, sebagian warga juga sudah mulai mengosongkan rumahnya dan membangun rumah baru. Lokasi rumah baru itu tak jauh dari Padukuhan Sanggrahan.
"Pada umumnya itu ya cuma nyari dari tetangga sini (Sanggrahan) yang kiranya tanahnya bisa diganti atau dibeli yang lebih ringan," bebernya.
Gudadi juga mengatakan jika belakangan ini mulai banyak sales mobil atau motor yang wara-wiri di Sanggrahan. Namun, dia ataupun warga yang lain tidak tergoda sama sekali, dan lebih memprioritaskan untuk membeli rumah pengganti.
"Ya (sales kendaraan) baru seperti lihat-lihat keadaan. Baru keliling. (Kalau saya) Belum tertarik beli mobil. Masih untuk mikir tempat tinggal sisanya ditabung untuk anak-anak masa depan," pungkasnya.