Satu keluarga memilih tinggal di sebuah kandang di pinggir sungai Oya, Pedukuhan Kedungranti, Kalurahan Nglipar, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul. Hal itu lantaran kepala keluarga terlilit utang rentenir, berujung rumahnya dijual.
Kepala keluarga tersebut, Ngadiono (52) mengatakan, dia dan keluarga kini tinggal di kandang bersama hewan ternak miliknya dan saudaranya sejak 4 bulan lalu. "Di sini untuk tinggal 5 orang, saya dan istri, beserta tiga anak saya," katanya saat ditemui wartawan, Rabu (1/9/2021).
Tiga anaknya itu, kata Ngadiono adalah anak nomor 1, 3 dan 4. Sedangkan untuk anak nomor 2 tinggal bersama kerabat istrinya di Pedukuhan Piyuyon, Kalurahan Pacarejo, Semanu, Gunungkidul.
Sedangkan untuk anak yang nomor 1 lebih sering tinggal bersama neneknya yang tak jauh dari rumah yang di tempatinya saat ini. Untuk anak nomor 3 sebenarnya juga sering tinggal di Pedukuhan Piyuyon, namun saat ini karena sekolahnya daring memilih tinggal bersama Ngadiono.
Ngadiono menjelaskan awal mula menempati kandang tersebut. Ngadiono sebenarnya sudah memiliki rumah sendiri namun karena terlilit utang akhirnya dia menjualnya kepada adik kandungnya. "Terus tahun 2012 itu saya merantau ke Bangka bekerja di perkebunan sawit, dan tahun 2013 istri beserta dua anak saya menyusul," ucapnya.
Sebelum merantau Ngadiono sebagai tukang sablon dan istrinya jualan sayur. Namun, karena pengelolaan keuangan kurang bagus membuat keluarga ini terjerat utang rentenir atau bank plecit hingga puluhan juta.
"Belum lagi hutang dari bank kovensional. Akhirnya saya harus rela menjual rumah dan tanah warisan untuk membayar utang," ujarnya.
Oleh sebab itu, perantauannya ke Bangka dalam rangka mencari uang guna membayar utang-utangnya. Pasalnya Ngadiono memiliki banyak hutang. "Jadi saya kerja di sana (Bangka) untuk membayar utang, karena utang saya banyak," katanya.
Selama di Bangka, Ngadiono dan istrinya bekerja sebagai buruh harian di perusahaan sawit. Dia mendapat bayaran Rp 50 ribu per hari dan istrinya Rp 40 ribu perhari. Kecilnya pendapatan akhirnya membuat keluarga itu memilih untuk pulang ke Gunungkidul.
"Akhirnya pulang ke sini tahun 2018, dan saya tinggal di gubug tengah hutan itu. Jadi awalnya itu kami tinggal di gubug tengah hutan dari 2018 sampai 2021 dan baru pindah ke sini (kandang) sejak 4 bulan terakhir," ucapnya.
Selanjutnya: tinggal di kandang bersama 3 sapi dan 2 kambing
Simak juga 'Cerita Keluarga di Cianjur Jarang Makan Nasi-Huni Gubuk Reyot':
(mbr/mbr)