Jatuh Miskin Terlilit Bank Plecit, Keluarga Ini Tinggal di Kandang

Jatuh Miskin Terlilit Bank Plecit, Keluarga Ini Tinggal di Kandang

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 01 Sep 2021 09:45 WIB
keluarga tinggal di kandang
keluarga tinggal di kandang. (Foto: Pradito R Pertana/detikcom)
Gunungkidul -

Satu keluarga memilih tinggal di sebuah kandang di pinggir sungai Oya, Pedukuhan Kedungranti, Kalurahan Nglipar, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul. Hal itu lantaran kepala keluarga terlilit utang rentenir, berujung rumahnya dijual.

Kepala keluarga tersebut, Ngadiono (52) mengatakan, dia dan keluarga kini tinggal di kandang bersama hewan ternak miliknya dan saudaranya sejak 4 bulan lalu. "Di sini untuk tinggal 5 orang, saya dan istri, beserta tiga anak saya," katanya saat ditemui wartawan, Rabu (1/9/2021).

Tiga anaknya itu, kata Ngadiono adalah anak nomor 1, 3 dan 4. Sedangkan untuk anak nomor 2 tinggal bersama kerabat istrinya di Pedukuhan Piyuyon, Kalurahan Pacarejo, Semanu, Gunungkidul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan untuk anak yang nomor 1 lebih sering tinggal bersama neneknya yang tak jauh dari rumah yang di tempatinya saat ini. Untuk anak nomor 3 sebenarnya juga sering tinggal di Pedukuhan Piyuyon, namun saat ini karena sekolahnya daring memilih tinggal bersama Ngadiono.

Ngadiono menjelaskan awal mula menempati kandang tersebut. Ngadiono sebenarnya sudah memiliki rumah sendiri namun karena terlilit utang akhirnya dia menjualnya kepada adik kandungnya. "Terus tahun 2012 itu saya merantau ke Bangka bekerja di perkebunan sawit, dan tahun 2013 istri beserta dua anak saya menyusul," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sebelum merantau Ngadiono sebagai tukang sablon dan istrinya jualan sayur. Namun, karena pengelolaan keuangan kurang bagus membuat keluarga ini terjerat utang rentenir atau bank plecit hingga puluhan juta.

"Belum lagi hutang dari bank kovensional. Akhirnya saya harus rela menjual rumah dan tanah warisan untuk membayar utang," ujarnya.

Oleh sebab itu, perantauannya ke Bangka dalam rangka mencari uang guna membayar utang-utangnya. Pasalnya Ngadiono memiliki banyak hutang. "Jadi saya kerja di sana (Bangka) untuk membayar utang, karena utang saya banyak," katanya.

Selama di Bangka, Ngadiono dan istrinya bekerja sebagai buruh harian di perusahaan sawit. Dia mendapat bayaran Rp 50 ribu per hari dan istrinya Rp 40 ribu perhari. Kecilnya pendapatan akhirnya membuat keluarga itu memilih untuk pulang ke Gunungkidul.

"Akhirnya pulang ke sini tahun 2018, dan saya tinggal di gubug tengah hutan itu. Jadi awalnya itu kami tinggal di gubug tengah hutan dari 2018 sampai 2021 dan baru pindah ke sini (kandang) sejak 4 bulan terakhir," ucapnya.

Selanjutnya: tinggal di kandang bersama 3 sapi dan 2 kambing

Simak juga 'Cerita Keluarga di Cianjur Jarang Makan Nasi-Huni Gubuk Reyot':

[Gambas:Video 20detik]



Keluarga ini harus berbagi dengan tiga ekor sapi, dan dua ekor kambing. Dia menjelaskan, tanah yang ditempati merupakan milik ibu kandung Ngadiono. Namun, saat ini sudah diwariskan ke anak yang lain. "Kalau hewan-hewan itu sebagian milik saya dan milik saudara," katanya.

Untuk itu, kegiatan sehari-hari Ngadiono saat ini mengolah lahan milik Perhutani yang ditanam palawija dan padi saat musim penghujan. Selain itu, dia juga rutin mencari pakan ternak untuk hewan ternaknya.

keluarga tinggal di kandangkeluarga tinggal di kandang (Foto: Pradito R Pertana/detikcom)

Terpisah, Dukuh Kedungranti, Tukiyarno, mengatakan pihaknya dan RT setempat juga mengupayakan untuk bantuan pendirian rumah. Namun karena yang bersangkutan tidak memiliki tanah pihaknya tidak bisa membantu.

"Tapi tetap saya upayakan bisa pindah ke tanah O (tanah Kas) karena di sini banjir dulu. Apalagi sudah dalam rumusan kami kalau dampak bencana di Kedungranti harus dihindari," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads