Salah seorang wanita di Desa Bakal Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jateng, bersimbah darah setelah ditusuk di bagian lehernya berulang kali. Nyawa korban pun tidak tertolong meski sudah dibawa ke Puskesmas terdekat.
Berikut fakta-fakta pembunuhan sadis wanita di Banjarnegara Jawa Tengah yang dirangkum detikcom:
Pembunuhan dilakukan di tengah jalan desa
Saksi mata pembunuhan sadis, Fauzan menyebut kejadian terjadi saat korban pulang dengan jalan kaki usai bekerja di pabrik jamur Dieng. saat itu pelaku sudah menunggu di dekat gapura jalan desa.
"Lokasinya di jalan desa. Korban pulang kerja jalan kaki. Biasanya ramai-ramai, tetapi kebetulan kemarin sendiri. Pelaku sudah ada di lokasi lebih dulu," kata Fauzan saat ditemui detikcom di lokasi kejadian, Senin (30/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban ditusuk di bagian leher secara brutal
Menurut Fauzan, sempat terjadi cekcok antara korban dengan pelaku. Namun tiba-tiba pelaku menusukkan pisau dapur ke leher korban berulang kali. Ini membuat korban bersimbah darah.
"Pertamanya saya melihat ada cekcok antara korban dengan pelaku. Saya kira tidak membawa senjata tajam. Pas saya jalan mendekat tiba-tiba korban ditusuk berulangkali," terangnya.
Bahkan, menurutnya saat korban tengah dimandikan terdapat sembilan luka di bagian leher dan kepala.
"Pelaku nusuknya berulangkali. Saat dimandikan ada sembilan luka. Ada yang di leher, dekat telinga juga ada," ungkapnya.
Saksi mata dan keluarga sebut pelaku adalah suaminya
Saksi mata dan keluarga menyebut, pelaku pembunuhan sadis tidak lain adalah suami korban sendiri. Hal ini diketahui setelah korban sempat menjawab saat ditanya siapa pelaku.
"Saat itu saya teriak-teriak minta tolong. Datang ibu-ibu dan sempat bertanya siapa tadi. Dijawab bojone nyong (suami saya)," ungkapnya.
Selanjutnya: hubungan tak harmonis dan emosi warga...
Hubungan korban dengan suami tak harmonis
Salah satu keluarga korban, Fikri mengaku sudah mengetahui pelaku pembunuhan adalah suami Y. Ia menyebut hubungan korban dengan suaminya tengah renggang. Bahkan menurutnya, sebelumnya korban sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Keluarga sudah tahu pelakunya yakni suaminya. Sebelumnya ada masalah ekonomi antara korban dengan suaminya. Karena istrinya kerja di PT Dieng Jaya sedangkan suaminya menganggur. Sebelumnya juga suaminya sering berperilaku kasar dengan korban," ungkap Fikri saat ditemui di rumah duka, Desa Bakal, Banjarnegara, Senin (30/8).
Fikri menyebut korban sudah tidak tinggal satu atap dengan suaminya sejak dua bulan terakhir. Suami korban disebut-sebut sempat meminta korban kembali ke rumah mereka.
"Jadi sudah ada dua bulan korban pulang ke rumah orang tua. Setelah nikah kan tinggal di rumah suaminya di Desa Gempol Kecamatan Pejawaran. Sampai beberapa kali nyusul ke rumah, tetapi korban tidak mau (pulang). Mungkin itu yang membuat suaminya ini emosi," ujarnya.
Sempat memancing emosi warga
Aksi pembunuhan sadis terhadap korban rupanya sempat memancing emosi warga. Warga yang tidak terima kemudian mendatangi rumah suami korban di Desa Gembol Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara. Suami korban diduga menjadi pelaku pembunuhan sadis tersebut.
"Malam hari setelah kejadian penusukan, memang sempat memancing emosi warga. Dan warga bersama-sama mendatangi rumah suami korban. Beruntung masa bisa diredam dan tidak 2 atau 3 hal yang membuat korban lebih," kata Kepala Desa Bakal, Madkhurodin.