Setelah mendapatkan sejumlah masukan dari beberapa Ketua DPC PDIP Jateng, Bambang Pacul akhirnya membatalkan rencana pelepasan balon udara itu. Bambang juga mengaku keputusan itu diambil setelah berkomunikasi dengan sejumlah pihak seperti otoritas penerbangan, PLN, dan BMKG.
Dari informasi BMKG saat penerbangan balon pada 17 Agustus 2021 pukul 11.00 WIB, kecepatan angin mencapai 25 knot atau sekitar 46-50 km/jam. Maka dalam satu jam setelah dilepas, balon itu akan menyebar hingga 50 km dari lokasi pelepasan dan bisa mencapai ketinggian 30 ribu feet. Dalam ketinggian itu, sudah merupakan jalur penerbangan pesawat.
"Pihak otoritas Bandara juga menyebut jika ada objek terbang sebanyak itu di jalur penerbangan maka itu sudah sangat mengganggu penerbangan. Jangan sampai ada para pilot mengeluarkan catatan protes. Disampaikan juga, jika banyak pilot mengeluarkan protes penerbangan di jalur tertentu maka wilayah udara atau jalur tersebut bisa di-black list. Bisa menjadi catatan internasional karena dianggap wilayah terbang yang berbahaya," jelas Bambang, Sabtu (14/8) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, PLN juga memberikan masukan terkait risiko sampah balon udara yang jika jatuh bisa mengenai transmisi listrik dan mengakibatkan korsleting. Semakin banyak titik korsleting, dipastikan akan banyak pemadaman aliran listrik.
"Ini bisa berisiko mengganggu proses produksi oksigen kesehatan yang sangat dibutuhkan di masa pandemi COVID ini," terang dia.
![]() |
Bambang mengucapkan permintaan maaf karena rencana pelepasan balon udara untuk menyemarakkan HUT ke-76 RI itu membuat gaduh. Padahal menurutnya rencana itu sebagai momentum berbagi rezeki bagi masyarakat di masa pandemi Corona ini.
"Saya meminta maaf bahwa saya telah terlalu bersemangat untuk meraih momentum keserentakan dan kegembiraan peringatan hari kemerdekaan itu dengan merancang acara menerbangkan balon udara serentak. Namun rupanya saya kurang cermat dan telah terbuka menerima semua masukan dari berbagai pihak terkait. Karena itu acara pelepasan balon dibatalkan," jelas Bambang.
"Ada yang memojokkan kami bahwa seolah-olah kami tak peduli kondisi COVID dengan merencanakan acara pelepasan balon sebanyak itu. Salah besar. Karena hadiah-hadiah yang akan kami berikan kepada penemu banner itu selain uang, ternak, perkakas rumah tangga juga paket-paket penunjang kesehatan dan peralatan khusus yang sangat dibutuhkan untuk kondisi pandemi COVID ini. Itu sudah kami siapkan. Selain itu memang yang kami harapkan sejak awal adalah kegembiraan bersama agar imunitas terjaga dan selalu muncul harapan dalam kondisi seperti ini," imbuhnya.
(alg/ams)