Digerakkan seorang dukun
Setiyanto mengatakan, dapat dipastikan otak pelaku dan para para pengikutnya itu bukan dari komunitas Sedulur Sikep yang mengamalkan ajaran dari Samin Suro Sentiko seperti yang tertulis dalam selebaran.
"Saya pastikan bukan dari golongan Sedulur Sikep. Itu hanya main klaim. Otak pelaku oleh masyarakat dikenal sebagai dhukun suwuk (paranormal kampung). Ajaran Samin tidak mengajarkan penjarahan," ungkapnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengakuan pelaku, selebaran ajakan melakukan kekerasan itu telah dicetak sebanyak 1.000 lembar dan telah di sebar ke beberapa Kecamatan di Kabupaten Blora.
Ternyata hanya mau minta jatah
Motif para pelaku melakukan hal itu adalah untuk meminta jatah dari para pemilik usaha.
"Motifnya sebenarnya adalah agar diperhatikan dan meminta jatah ke para pemilik usaha seperti diler motor, mobil, toko swalayan dan pabrik-pabrik," kata Kasat Reskrim Polres Blora AKP Setiyanto saat ditemui detikcom, Kamis (11/08).
Pelaku kebanyakan petani yang kesulitan ekonomi di masa pandemi
Setiyanto menjelaskan, dari pengakuan otak pelaku, hal itu dikarenakan kesulitan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
"Ekonomi serba sulit, pelaku yang merupakan dukun mengajak para pengikutnya untuk melakukan aksi tersebut. Para pelaku kebanyakan bekerja sebagai petani," terangnya.
(mbr/mbr)