Warga Pekalongan, Ruli Muhamad Darwis (40), membuat alat jagal sapi portabel. Alat tersebut disebutnya bisa untuk menjagal sapi dengan berat badan hingga 2 ton.
"Ya terinspirasi dari YouTube sih, cuma saya modifikasi sedemikian rupa, sehingga bisa dibawa ke mana-mana dan saat menidurkan hewan pun saya buat selembut mungkin," kata Ruli saat ditemui di rumahnya, di Desa Pegandon, Kecamatan Karangdadap, Pekalongan, Rabu (21/7/2021).
"Ini bisa digunakan juga untuk hewan yang berbobot mencapai 2 ton," lanjut Ruli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruli mengaku membuat alat jagal portabel ini seorang diri. Dia membutuhkan waktu satu bulan untuk merampungkannya.
"Saya kerjakan sendiri, saya sambil pengerjaannya. Butuh waktu satu bulan dan baru dipakai saat pemotongan hewan korban, sejak kemarin di RT sini," ucapnya.
Alat yang mempunyai tiga roda besar ini bisa digerakkan ke mana-mana, termasuk menghadapkan hewan kurban ke arah kiblat. Selain portabel, alat ini bisa dilepas beberapa bagian, sehingga membuat alat lebih ringkas berukuran 2x2 meter.
Cara kerjanya, sebelum dioperasikan, alat ini akan dirangkai untuk tempat hewan yang akan disembelih. Bentuknya menyerupai kandang kecil yang bisa diatur lebar dan panjangnya, sesuai dengan kondisi hewan kurban.
![]() |
"Setelah hewan masuk ke kandang kecil itu, kita baru mengikat ke besi-besi. Hewan akan nyaman," jelasnya.
Setelah hewan dipastikan terikat dengan nyaman, maka bagian kandang berupa besi-besi itu akan dilepas satu per satu. Hewan kurban yang kondisi berdiri itu akan diposisikan tertidur atau direbahkan dengan gerakan hidraulis, sehingga disebut tidak membuat hewan panik.
"Cara penidurannya hewan juga saat dimasukkan ke alat ini tidak memerlukan orang banyak hanya perlu 2 orang saja," jelasnya.
"Dari memasukkan hewan hingga ke pemotongan, satu ekor hanya membutuhkan waktu sekitar 3-4 menit, jauh lebih singkat dari pada dengan manual jagal," jelasnya.
Ia mengaku untuk membuat alat itu menghabiskan uang Rp 12 juta yang dibiayai oleh pengurus Musala Nurul Imam di Desa Pegandon.
"Saya akan terus berinovasi untuk kesempurnaan alat ini. Ya untuk sementara hanya membuat pesanan dari musala sih," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Sementara itu, pengurus Musala Nurul Imam Desa Pegandon, Ustaz Khaeron, mengaku dengan alat jagal portabel bisa meringkas waktu dibandingkan dengan cara manual.
"Jelas lebih ringkas waktu ya cepat, tidak lama. Kalau jagal manual kan perlu banyak orang belum juga hewan terkadang kurang nyaman sehingga melakukan perlawanan. Yang sering terjadi kan seperti itu," ucap Khaeron.
"Jadi hewan tidak stres, karena dijagal manual dan ditarik ke sana ke mari. Pengoperasiannya hanya dua orang bisa," imbuhnya.
Setelah dilakukan penyembelihan, hewan juga bisa langsung dibawa ke tempat lainnya dengan menggunakan alat yang beroda itu.
"Jadi saat disembelih, kita jauhkan dari hewan-hewan lainnya. Intinya membuat hewan lainnya juga nyaman," katanya.
Di musala setempat, saat Idul Adha tahun ini menyembelih 8 ekor sapi yang dimulai dari pukul 07.30 WIB.
"Jam setengah sembilan kita sudah selesai semuanya, termasuk membagi-bagikan daging kurbannya," imbuhnya.